Selasa, 10 November 2009
IBNU KHALDUN DAN PEMIKIRANNYA TENTANG FILSAFAT PENDIDIKAN
PENDAHULUAN
Rasanya tidaklah berlebihan untuk mengatakan bahwa falsafah tentang segala sesuatu bukan tidak lebih penting dari sesuatu itu sendiri, karena falsafahlah yang akan menentukan kemana tujuan dari sesuatu tersebut diarahkan, karena ia merupakan ide atau pembahasan yang sistematis tentang permasalahan yang sedang dihadapi, sebagaimana pula masalah pendidikan.
Brodi seorang pakar filsafat pendidikan, sebagaimana dikutip Muhaimin dalam bukunya Wacana Pengembangan Pendidikan Islam , mengatakan bahwa tugas filsafat pendidikan Islam adalah menyelidiki suatu persoalan metafisika, epistemologi, etika, logika, estetika, maupun kombinasi dari semuanya.
Dalam kaitannya dengan pemikiran Ibnu Khaldun mengenai filsafat pendidikan, dapat dikatakan bahwa pemikiran yang lahir pada pertengahan abad XIV itu telah mengakomodir ide-ide falsafah pendidikan yang masih aktual sampai hari ini. Sebagaimana dikatakan Ibnu Khaldun bahwa ilmu pendidikan bukan sebagai suatu aktifitas yang semata-mata bersifat pemikiran dan perenungan, yang jauh dari aspek-aspek pragmatis di dalam kehidupan, akan tetapi ia merupakan gejala konklusif yang lahir dari terbentuknya masyarakat dan perkembangannya dalam tahapan kebudayaan. Dengan demikian pendidikan merupakan sebuah keniscayaan dalam sebuah masyarakat manusia, dan ia akan selalu berkembang sesuai perkembangan dan kemajuan peradaban manusia.
Disadari atau tidak, sesungguhnya manusia senantiasa berada dan tidak mungkin bisa keluar dari ruangan pendidikan yang disebut “dunia”, karena ketika sekolah dikatakan sebagai lembaga pendidikan formal, maka sesungguhnya “dunia” merupakan sekolah terbesar bagi manusia, karena di dalamnya dan dari padanya manusia dapat memperoleh banyak hal tentang pengetahuan kehidupan. Karena itu Ibnu Khaldun berkeyakinan bahwa manusia yang tidak sempat memperoleh pendidikan dari kedua orang tuanya, maka zamanlah yang akan mendidiknya.
Oleh karena pendidikan sesungguhnya tidak pernah mengenal batas usia, tempat dan waktu, sebab sepanjang kehidupannya pada hakekatnya manusia akan selalu berpikir, berkreasi, beraktifitas, memiliki pengalaman-pengalaman, serta tujuan-tujuan hidup yang akan dicapai dengan cara-cara itu atau metode tertentu, yang menurut Ibnu Khaldun tujuan itu adalah kebahagiaan dunia akhirat.
Berangkat dari uraian tersebut di atas, tulisan ini akan mencoba mendiskripsikan pandangan dan ide-ide Ibnu Khaldun tentang falsafah pendidikan mulai dari:
1. Sejarah biografi Ibnu Khaldun dan karyanya.
2. Corak dan Pemikirannya mengenai filsafat pendidikan.
3. Implikasi teori Ibnu Khaldun di zaman sekarang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. BIOGRAFI IBNU KHALDUN DAN KARYANYA
a. Asal Usul dan Pendidikannya
Ibnu Khaldun, nama lengkapnya adalah Abdurrahman Zaid Waliuddin bin Khaldun, lahir di Tunisia pada tanggal 1 Ramadhan 732 H, bertepatan dengan tanggal 27 Mei 1332 M . Nama kecilnya adalah Abdurrahman, sedangkan Abu Zaid adalah nama panggilan keluarga, karena dihubungkan dengan anaknya yang sulung. Waliuddin adalah kehormatan dan kebesaran yang dianugerahkan oleh Raja Mesir sewaktu ia diangkat menjadi Ketua Pengadilan di Mesir.
Adapun asal-usul Ibnu Khaldun menurut Ibnu Hazm ulama Andalusia yang wafat tahun 457 H/1065 M, disebutkan bahwa: Keluarga Ibnu Khaldun berasal dari Hadramaut di Yaman, dan kalau ditelusuri silsilahnya sampai kepada sahabat Rasulullah yang terkenal meriwayatkan kurang lebih 70 hadits dari Rasulullah, yaitu Wail bin Hujr. Nenek moyang Ibnu Khaldun adalah Khalid bin Usman, masuk Andalusia (Spanyol) bersama-sama para penakluk berkebangsaan Arab sekitar abad ke VII M, karena tertarik oleh kemenangan-kemenangan yang dicapai oleh tentara Islam. Ia menetap di Carmona, suatu kota kecil yang terletak di tengah-tengah antara tiga kota yaitu Cordova, Granada dan Seville, yang di kemudian hari kota ini menjadi pusat kebudayaan Islam di Andalusia.
Adapun pendidikan yang diperoleh Ibnu Khaldun diantaranya adalah pelajaran agama, bahasa, logika dan filsafat. Sebagai gurunya yang utama adalah ayahnya sendiri, di samping Ibnu Khaldun juga menghafal al-Qur’an, mempelajari fisika dan matematika dari ulama-ulama besar pada masanya. Di antara guru-guru Ibnu Khaldun adalah Muhammad bin Saad Burral al-Anshari, Muhammad bin Abdissalam, Muhammad bin Abdil Muhaimin al-Hadrami dan Abu Abdillah Muhammad bin Ibrohim al-Abilli. Dari merekalah Ibnu Khaldun mendapatkan berbagai macam ilmu pengetahuan.
Pada tahun 1349 setelah kedua orang tua Ibnu Khaldun meninggal dunia Ibnu Khaldun memutuskan untuk pindah ke Marokko, namun dicegah oleh kakaknya, baru tahun 1354 Ibnu Khaldun melaksanakan niatnya pergi ke Marokko, dan di sanalah Ibnu Khaldun mendapatkan kesempatan untuk menyelesaikan pendidikan tingginya. Selama menjalani pendidikannya di Marokko, ada empat ilmu yang dipelajarinya secara mendalam yaitu: Kelompok bahasa Arab yang terdiri dari: Nahwu, shorof, balaghoh, khitabah dan sastra. Kelompok ilmu syari’at terdiri dari: Fiqh (Maliki), tafsir, hadits, ushul fiqh dan ilmu al-Qur’an. Kelompok ilmu ‘aqliyah (ilmu-ilmu filsafat) terdiri dari: filsafat, mantiq, fisika, matematika, falak, musik, dan sejarah. Kelompok ilmu kenegaraan terdiri atas: ilmu administrasi, organisasi, ekonomi dan politik.
Dalam sepanjang hidupnya Ibnu Khaldun tidak pernah berhenti belajar, sebagaimana dikatakan oleh Von Wesendonk : bahwa sepanjang hidupnya, dari awal hingga wafatnya Ibnu Khaldun telah dengan sungguh-sungguh mencurahkan perhatiannya untuk mencari ilmu. Sehingga merupakan hal yang wajar apabila dengan kecermelangan otaknya dan didukung oleh kemauannya yang membaja untuk menjadi seorang yang alim dan arif, hanya dalam waktu kurang dari seperempat abad Ibnu Khaldun telah mampu menguasai berbagai ilmu pengetahuan.
b. Perjalanan dan Pengalaman Hidup Ibnu Khaldun setelah Usia Dewasa
Memasuki tahun ke-20 dari usianya, Ibnu Khaldun mulai tertarik dengan kehidupan politik, sehingga pada tahu 755 H./1354 M, karena kecakapannya Ibnu Khaldun diangkat menjadi sekretaris Sultan di Maroko, namun jabatan ini tidak lama di pangkunya, karena pada tahun 1357 Ibnu Khaldun terlibat dalam persekongkolan untuk menggulingkan Amir bersama Amir Abu Abdullah Muhammad, sehingga ia ditangkap dan dipenjarakan. Tetapi tidak lama kemudian dia dibebaskan, yang kemudian pada tahun itu juga setelah Sultan meninggal dunia dan kekuasaan direbut oleh Al-Mansur bin Sulaiman dari menterinya Al-Hasan, maka Ibnu Khaldun menggabungkan diri dengan Al-Mansur dan dia diangkat menjadi sekretarisnya. Namun tidak lama kemudian Ibnu Khaldun meninggalkan Al-Mansur dan bekerjasama dengan Abu Salim. Pada waktu itu Abu Salim menduduki singgasana dan Ibnu Khaldun diangkat menjadi sekretarisnya dan dua tahun kemudian diangkat menjadi Mahkamah Agung. Di sinilah Ibnu Khaldun menunjukkan prestasinya yang luar biasa, tetapi itupun tidak berlangsung lama, karena pada tahun 762 H./1361 M., timbul pemberontakan di kalangan keluarga istana, maka pada waktu itu Ibnu Khaldun meninggalkan jabatan yang disandangnya .
Rupanya tidak tahan lama Ibnu Khaldun bergelut dengan dunia politik dia ingin kembali ke dalam dunia ilmu pengetahuan yang pernah lama digelutinya. Akhirnya dia memutar haluan bertolak ke daerah Banu Arif bersama keluarganya, dan di tempat inilah Ibnu Khaldun dan keluarganya baru merasa hidup tenang dan tentram jauh dari kemunafikan politik. Dalam ketenangannya itu Ibnu Khaldun merenung ingin menumpahkan semua pengalaman dan liku-liku kehidupannya. Maka dari sinilah ia mengalihkan perjalanan hidupnya dari petualang politik kembali kepada dunia ilmu pengetahuan, dan mulailah ia menyusun karya besarnya yang kemudian dikenal dengan “Muqoddimah Ibnu Khaldun”. Selama empat tahun tinggal di daerah Banu Arif Ibnu Khaldun juga menyusun sejarah besarnya Al-‘Ibar, akan tetapi karena kekurangan referensi maka ia pergi ke Tunisia, dan disanalah ia menyelesaikan karyanya. Rupanya ketenangan Ibnu Khaldun terganggu lagi ketika Sultan mengajaknya untuk mendampingi menumpas pengacau, namun karena Ibnu Khaldun sudah jenuh dengan kehidupan politik, maka kemudian ia pindah ke Mesir.
Di Mesir Ibnu Khaldun disambut dengan hangat. Ilmuwan yang sarjana ini sudah tidak asing lagi di sana karena karya-karyanya sudah tersebar di sana. Sebagai orang baru Ibnu Khaldun langsung diberi dua jabatan penting yaitu sebagai hakim tinggi dan sebagai guru besar di perguruan Al-Azhar. Setelah sekian lama berhidmat untuk ilmu dan mengabdi kepada Afrika Utara dan Andalusia ilmuwan besar dan terkemuka itu meninggal dunia pada hari Rabu tanggal 25 Ramadhan 808 H. bertepatan dengan tanggal 17 Maret 1406 M. dalam usianya yang ke-76, dan dimakamkan di pekuburan orang-orang sufi Babul Nashr di Kairo .
c. Karya-karya Ibnu Khaldun
Ibnu Khaldun terkenal sebagai ilmuwan besar adalah karena karyanya “Muqaddimah”. Rasanya memang aneh ia terkenal justru karena muqaddimahnya bukan karena karyanya yang pokok (al-‘Ibar), namun pengantar al-‘Ibarnyalah yang telah membuat namanya diagung-agungkan dalam sejarah intelektualisme. Karya monumentalnya itu telah membuat para sarjana baik di Barat maupun di Timur begitu mengaguminya. Sampai-sampai Windellband dalam filsafat sejarahnya menyebutnya sebagai “Tokoh ajaib yang sama sekali lepas, baik dari masa lampau maupun masa yang akan datang”.
Sebenarnya Ibnu Khaldun sudah memulai kariernya dalam bidang tulis menulis semenjak masa mudanya, tatkala ia masih menuntut ilmu pengetahuan, dan kemudian dilanjutkan ketika ia aktif dalam dunia politik dan pemerintahan. Adapun hasil karya-karyanya yang terkenal di antaranya adalah :
1. Kitab Muqaddimah, yang merupakan buku pertama dari kitab al-‘Ibar, yang terdiri dari bagian muqaddimah (pengantar). Buku pengantar yang panjang inilah yang merupakan inti dari seluruh persoalan, dan buku tersebut pulalah yang mengangkat nama Ibnu Khaldun menjadi begitu harum. Adapun tema muqaddimah ini adalah gejala-gejala sosial dan sejarahnya.
2. Kitab al-‘Ibar, wa Diwan al-Mubtada’ wa al-Khabar, fi Ayyam al-‘Arab wa al-‘Ajam wa al-Barbar, wa man Asharuhum min dzawi as-Sulthani al-‘Akbar. (Kitab Pelajaran dan Arsip Sejarah Zaman Permulaan dan Zaman Akhir yang mencakup Peristiwa Politik Mengenai Orang-orang Arab, Non-Arab, dan Barbar, serta Raja-raja Besar yang Semasa dengan Mereka), yang kemudian terkenal dengan kitab ‘Ibar, yang terdiri dari tiga buku: Buku pertama, adalah sebagai kitab Muqaddimah, atau jilid pertama yang berisi tentang: Masyarakat dan ciri-cirinya yang hakiki, yaitu pemerintahan, kekuasaan, pencaharian, penghidupan, keahlian-keahlian dan ilmu pengetahuan dengan segala sebab dan alasan-alasannya. Buku kedua terdiri dari empat jilid, yaitu jilid kedua, ketiga, keempat, dan kelima, yang menguraikan tentang sejarah bangsa Arab, generasi-generasi mereka serta dinasti-dinasti mereka. Di samping itu juga mengandung ulasan tentang bangsa-bangsa terkenal dan negara yang sezaman dengan mereka, seperti bangsa Syiria, Persia, Yahudi (Israel), Yunani, Romawi, Turki dan Franka (orang-orang Eropa). Kemudian Buku Ketiga terdiri dari dua jilid yaitu jilid keenam dan ketujuh, yang berisi tentang sejarah bahasa Barbar dan Zanata yang merupakan bagian dari mereka, khususnya kerajaan dan negara-negara Maghribi (Afrika Utara).
3. Kitab al-Ta’rif bi Ibnu Khaldun wa Rihlatuhu Syarqon wa Ghorban atau disebut al-Ta’rif, dan oleh orang-orang Barat disebut dengan Autobiografi , merupakan bagian terakhir dari kitab al-‘Ibar yang berisi tentang beberapa bab mengenai kehidupan Ibnu Khaldun. Dia menulis autobiografinya secara sistematis dengan menggunakan metode ilmiah, karena terpisah dalam bab-bab, tapi saling berhubungan antara satu dengan yang lain.
B. Corak Pemikiran dan Pemikirannya Ibnu Khaldun
a. Corak Pemikiran Ibnu Khaldun
Sebagai seoang pemikir Ibnu Khaldun memiliki watak yang luar biasa yang kadang terasa kurang baik. Dalam hal ini Muhammad Abdullah Enan melukiskan kepribadian Ibnu Khaldun yang istimewa itu dengan mencoba memperlihatkan ciri psikologik Ibnu Khaldun, walaupun diakuinya secara moral ini tidak selalu sesuai. Menurutnya ia melihat dalam diri Ibnu Khaldun terdapat sifat angkuh dan egoisme, penuh ambisi, tidak menentu dan kurang memiliki rasa terima kasih. Namun di samping sifat-sifatnya yang tersebut di atas dia juga mempunyai sifat pemberani, tabah dan kuat, teguh pendirian serta tahan uji. Disamping memiliki intelegensi yang tinggi, cerdas, berpandangan jauh dan pandai berpuisi.
Menurut beberapa ahli, Ibnu Khaldun dalam proses pemikirannya mengalami percampuran yang unik, yaitu antara dua tokoh yang saling bertolak belakang, Al-Ghozali dan Ibnu Rusyd. Al-Ghozali dan Ibnu Rusyd bertentangan dalam bidang filsafat. Ibnu Rusyd adalah pengikut Aristoteles yang setia, sedangkan Al-Ghozali adalah penentang filsafat Aristoteles yang gigih. Ibnu Khaldun adalah pengikut Al-Ghozali dalam permusuhannya melawan logika Aristoteles, dan pengikut Ibnu Rusyd dalam usahanya mempengaruhi massa. Ibnu Khaldun adalah satu-satunya sarjana muslim waktu itu yang menyadari arti pentingnya praduga dan katagori dalam pemikiran untuk menyelesaikan perdebatan-perdebatan intelektual. Barangkali karena seperti itulah anggapan Fuad Baali bahwa Ibnu Khaldun membangun suatu bentuk logika baru yang realistik, sebagai upayanya untuk mengganti logika idealistik Aristoteles yang berpola paternalistik-absolutistik-spiritualistik. Sedangkan logika realistik Ibnu Khaldun ini berpola pikir relatifistik-temporalistik-materialistik.
Dengan berpola pikir seperti itulah Ibnu Khaldun mengamati dan menganalisa gejala-gejala sosial beserta sejarahnya, yang pada akhirnya tercipta suatu teori kemasyarakatan yang modern.
b. Pemikiran Ibnu Khaldun mengenai filsafat Pendidikan
1. Pengertian dan Tujuan Pendidikan Menurut Ibnu Khaldun
Pada bab ini akan dibahas pandangan-pandangan Ibnu Khaldun mengenai pendidikan. Menurut Ibnu Khaldun dalam awal pembahasannya pada bab empat dari Muqaddimahnya, dia menyatakan bahwa ilmu pendidikan bukanlah suatu aktivitas yang semata-mata bersifat pemikiran dan perenungan yang jauh dari aspek-aspek pragmatis di dalam kehidupan, akan tetapi ilmu dan pendidikan merupakan gejala konklusif yang lahir dari terbentuknya masyarakat dan perkembangannya dalam tahapan kebudayaan. Menurutnya bahwa ilmu dan pendidikan tidak lain merupakan gejala sosial yang menjadi ciri khas jenis insani.
Di dalam kitab Muqaddimahnya Ibnu Khaldun tidak memberikan definisi pendidikan secara jelas, ia hanya memberikan gambaran-gambaran secara umum, seperti dikatakan Ibnu Khaldun bahwa: Barangsiapa tidak terdidik oleh orang tuanya, maka akan terdidik oleh zaman, maksudnya barangsiapa tidak memperoleh tata krama yang dibutuhkan sehubungan pergaulan bersama melalui orang tua mereka yang mencakup guru-guru dan para sesepuh, dan tidak mempelajari hal itu dari mereka, maka ia akan mempelajarinya dengan bantuan alam, dari peristiwa-peristiwa yang terjadi sepanjang zaman, zaman akan mengajarkannya.
Dari pendapatnya ini dapat diketahui bahwa pendidikan menurut Ibnu Khaldun mempunyai pengertian yang cukup luas. Pendidikan bukan hanya merupakan proses belajar mengajar yang dibatasi oleh empat dinding, tetapi pendidikan adalah suatu proses, di mana manusia secara sadar menangkap, menyerap, dan menghayati peristiwa-peristiwa alam sepanjang zaman.
Menurut Ibnu Khaldun bahwa secara esensial manusia itu bodoh, dan menjadi berilmu melalui pencarian ilmu pengetahuan. Alasan yang dikemukakan bahwa manusia adalah bagian dari jenis binatang, dan Allah SWT telah membedakannya dengan binatang dengan diberi akal pikiran. Kemampuan manusia untuk berfikir baru dapat dicapai setelah sifat kebinatangannya mencapai kesempurnaan, yaitu dengan melalui proses; kemampuan membedakan. Sebelum pada tahap ini manusia sama sekali persis seperti binatang, manusia hanya berupa setetes sperma, segumpal darah, sekerat daging dan masih ditentukan rupa mentalnya. Kemudian Allah memberikan anugerah berupa pendengaran, penglihatan dan akal. Pada waktu itu manusia adalah materi sepenuhnya karena itu dia tidak mempunyai ilmu pengetahuan.
Dia mencapai kesempurnaan bentuknya melalui ilmu pengetahuan yang dicari melalui organ tubuhnya sendiri. Setelah manusia mencapai eksistensinya, dia siap menerima apa yang dibawa para Nabi dan mengamalkannya demi akhiratnya. Maka dia selalu berfikir tentang semuanya. Dari pikiran ini tercipta berbagai ilmu pengetahuan dan keahlian-keahlian. Kemudian manusia ingin mencapai apa yang menjadi tuntutan wataknya; yaitu ingin mengetahui segala sesuatu, lalu dia mencari orang yang lebih dulu memiliki ilmu atau kelebihan. Setelah itu pikiran dan pandangannya dicurahkan pada hakekat kebenaran satu demi satu serta memperhatikan peristiwa-peristiwa yang dialaminya yang berguna bagi esensinya. Akhirnya dia menjadi terlatih sehingga pengajaran terhadap gejala hakekat menjadi suatu kebiasaan (malakah) baginya. Ketika itu ilmunya menjadi suatu ilmu spesial, dan jiwa generasi yang sedang tumbuh pun tertarik untuk memperoleh ilmu tersebut. Merekapun meminta bantuan para ahli ilmu pengetahuan, dan dari sinilah timbul pengajaran. Inilah yang oleh Ibnu Khaldun dikatakan bahwa ilmu pengetahuan merupakan hal yang alami di dalam peradaban manusia.
Adapun tujuan pendidikan menurut Ibnu Khaldun, bahwa di dalam Muqaddimahnya ia tidak merumuskan tujuan pendidikan secara jelas, akan tetapi dari uraian yang tersirat, dapat diketahui tujuan yang seharusnya dicapai di dalam pendidikan. Dalam hal ini al-Toumy mencoba menganalisa isi Muqaddimahnya dan ditemukan beberapa tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Dijelaskan menurutnya ada enam tujuan yang hendak dicapai melalui pendidikan, antara lain:
a. Menyiapkan seseorang dari segi keagamaan, yaitu dengan mengajarkan syair-syair agama menurut al-Qur’an dan Hadits Nabi sebab dengan jalan itu potensi iman itu diperkuat, sebagaimana dengan potensi-potensi lain yang jika kita mendarah daging, maka ia seakan-akan menjadi fithrah.
b. Menyiapkan seseorang dari segi akhlak. Hal ini sesuai pula dengan apa yang dikatakan Muhammad AR., bahwa hakekat pendidikan menurut Islam sesungguhnya adalah menumbuhkan dan membentuk kepribadian manusia yang sempurna melalui budi luhur dan akhlak mulia.
c. Menyiapkan seseorang dari segi kemasyarakatan atau sosial.
d. Menyiapkan seseorang dari segi vokasional atau pekerjaan. Ditegaskannya tentang pentingnya pekerjaan sepanjang umur manusia, sedang pengajaran atau pendidikan menurutnya termasuk di antara ketrampilan-ketrampilan itu.
e. Menyiapkan seseorang dari segi pemikiran, sebab dengan pemikiran seseorang dapat memegang berbagai pekerjaan atau ketrampilan tertentu.
f. Menyiapkan seseorang dari segi kesenian, di sini termasuk musik, syair, khat, seni bina dan lain-lain.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan bukan hanya bertujuan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan akan tetapi juga untuk mendapatkan keahlian. Allah SWT telah memberikan porsi yang sama antara apa yang akan dicapai dalam urusan ukhrowi dan duniawi, karena baginya pendidikan adalah jalan untuk memperoleh rizki. Maka atas dasar itulah Ibnu Khaldun beranggapan bahwa target pendidikan adalah memberikan kesempatan kepada pikiran untuk aktif dan bekerja, karena dia memandang aktivitas ini sangat penting bagi terbukanya pikiran dan kematangan individu. Karena kematangan berfikir adalah alat kemajuan ilmu industri dan sistem sosial.
Dari rumusan yang ingin dicapai Ibnu Khaldun menganut prinsip keseimbangan. Dia ingin anak didik mencapai kebahagiaan duniawi dan sekaligus ukhrowinya kelak. Berangkat dari pengamatan terhadap rumusan tujuan pendidikan yang ingin dicapai Ibnu Khaldun, secara jelas kita dapat melihat bahwa ciri khas pendidikan Islam yaitu sifat moral religius nampak jelas dalam tujuan pendidikannya, dengan tanpa mengabaikan masalah-masalah duniawi. Sehingga secara umum dapat kita katakan bahwa pendapat Ibnu Khaldun tentang pendidikan telah sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan Islam yakni aspirasi yang bernafaskan agama dan moral.
2. Pandangan Ibnu Khaldun mengenai Kurikulum dan Materi Pendidikan
Sebelum membahas pandangan Ibnu Khaldun tentang kurikulum perlu kita ketahui bahwa pengertian kurikulum pada zamannya, karena kurikulum tentu saja berbeda dengan kurikulum masa kini yang telah memiliki pengertian yang lebih luas. Pengertian kurikulum pada masa Ibnu Khaldun masih terbatas pada maklumat-maklumat dan pengetahuan yang dikemukakan oleh guru atau sekolah dalam bentuk mata pelajaran yang terbatas atau dalam bentuk kitab-kitab tradisional yang tertentu, yang dikaji oleh murid dalam tiap tahap pendidikan.
Sedangkan pengertian kurikulum modern, telah mencakup konsep yang lebih luas yang di dalamnya mencakup empat unsur pokok yaitu: Tujuan pendidikan yang ingin dicapai, pengetahuan-pengetahuan, maklumat-maklumat, data kegiatan-kegiatan, pengalaman-pengalaman dari mana terbentuknya kurikulum itu, metode pengajaran serta bimbingan kepada murid, ditambah metode penilaian yang dipergunakan untuk mengukur kurikulum dan hasil proses pendidikan.
Dalam pembahasannya mengenai kurikulum Ibnu Khaldun mencoba membandingkan kurikulum-kurikulum yang berlaku pada masanya, yaitu kurikulum pada tingkat rendah yang terjadi di negara-negara Islam bagian Barat dan Timur. Ia mengatakan bahwa sistem pendidikan dan pengajaran yang berlaku di Maghrib, bahwa orang-orang Maghrib membatasi pendidikan dan pengajaran mereka pada mempelajari al-Qur’an dari berbagai segi kandungannya. Sedangkan orang-orang Andalusia, mereka menjadikan al-Qur’an sebagai dasar dalam pengajarannya, karena al-Qur’an merupakan sumber Islam dan sumber semua ilmu pengetahuan. Sehingga mereka tidak membatasi pengajaran anak-anak pada mempelajari al-Qur’an saja, akan tetapi dimasukkan juga pelajaran-pelajaran lain seperti syair, karang mengarang, khat, kaidah-kaidah bahasa Arab dan hafalan-hafalan lain. Demikian pula dengan orang-orang Ifrikiya, mereka mengkombinasikan pengajaran al-Qur’an dengan hadits dan kaidah-kaidah dasar ilmu pengetahuan tertentu.
Adapun metode yang dipakai orang Timur seperti pengakuan Ibnu Khaldun, sejauh yang ia ketahui bahwa orang-orang Timur memiliki jenis kurikulum campuran antara pengajaran al-Qur’an dan kaidah-kaidah dasar ilmu pengetahuan. Dalam hal ini Ibnu Khaldun menganjurkan agar pada anak-anak seyogyanya terlebih dahulu diajarkan bahasa Arab sebelum ilmu-ilmu yang lain, karena bahasa adalah merupakan kunci untuk menyingkap semua ilmu pengetahuan, sehingga menurutnya mengajarkan al-Qur’an mendahului pengajarannya terhadap bahasa Arab akan mengkaburkan pemahaman anak terhadap al-Qur’an itu sendiri, karena anak akan membaca apa yang tidak dimengertinya dan hal ini menurutnya tidak ada gunanya.
Adapun pandangannya mengenai materi pendidikan, karena materi adalah merupakan salah satu komponen operasional pendidikan, maka dalam hal ini Ibnu Khaldun telah mengklasifikasikan ilmu pengetahuan yang banyak dipelajari manusia pada waktu itu menjadi dua macam yaitu :
1. Ilmu-ilmu tradisional (Naqliyah)
Ilmu naqliyah adalah yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadits yang dalam hal ini peran akal hanyalah menghubungkan cabang permasalahan dengan cabang utama, karena informasi ilmu ini berdasarkan kepada otoritas syari’at yang diambil dari al-Qur’an dan Hadits. Adapun yang termasuk ke dalam ilmu-ilmu naqliyah itu antara lain: ilmu tafsir, ilmu qiraat, ilmu hadits, ilmu ushul fiqh, ilmu fiqh, ilmu kalam, ilmu bahasa Arab, ilmu tasawuf, dan ilmu ta’bir mimpi.
2. Ilmu-ilmu filsafat atau rasional (Aqliyah)
Ilmu ini bersifat alami bagi manusia, yang diperolehnya melalui kemampuannya untuk berfikir. Ilmu ini dimiliki semua anggota masyarakat di dunia, dan sudah ada sejak mula kehidupan peradaban umat manusia di dunia. Menurut Ibnu Khaldun ilmu-ilmu filsafat (aqliyah) ini dibagi menjadi empat macam ilmu yaitu: a. Ilmu logika, b. Ilmu fisika, c. Ilmu metafisika dan d. Ilmu matematika. Walaupun Ibnu Khaldun banyak membicarakan tentang ilmu geografi, sejarah dan sosiologi, namun ia tidak memasukkan ilmu-ilmu tersebut ke dalam klasifikasi ilmunya.
Setelah mengadakan penelitian, maka Ibnu Khaldun membagi ilmu berdasarkan kepentingannya bagi anak didik menjadi empat macam, yang masing-masing bagian diletakkan berdasarkan kegunaan dan prioritas mempelajarinya. Empat macam pembagian itu adalah :
1. Ilmu agama (syari’at), yang terdiri dari tafsir, hadits, fiqh dan ilmu kalam.
2. Ilmu ‘aqliyah, yang terdiri dari ilmu kalam, (fisika), dan ilmu Ketuhanan (metafisika)
3. Ilmu alat yang membantu mempelajari ilmu agama (syari’at), yang terdiri dari ilmu bahasa Arab, ilmu hitung dan ilmu-ilmu lain yang membantu mempelajari agama.
4. Ilmu alat yang membantu mempelajari ilmu filsafat, yaitu logika.
Menurut Ibnu Khaldun, kedua kelompok ilmu yang pertama itu adalah merupakan ilmu pengetahuan yang dipelajari karena faidah dari ilmu itu sendiri. Sedangkan kedua ilmu pengetahuan yang terakhir (ilmu alat) adalah merupakan alat untuk mempelajari ilmu pengetahuan golongan pertama.
Demikian dapat disimpilkan menegnai pandangan Ibnu Khaldun tentang materi ilmu pengetahuan yang menunjukkan keseimbangan antara ilmu syari’at (agama) dan ilmu ‘Aqliyah (filsafat). Meskipun dia meletakkan ilmu agama pada tempat yang pertama, hal itu ditinjau dari segi kegunaannya bagi anak didik, karena membantunya untuk hidup dengan seimbang namun dia juga meletakkan ilmu aqliyah (filsafat) di tempat yang mulia sejajar dengan ilmu agama. Menurut Ibnu Khaldun ilmu-ilmu pengetahuan tersebut dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar banyak tergantung pada para pendidik, bagaimana dan sejauh mana mereka pandai mempergunakan berbagai metode yang tepat dan baik.
3. Pandangan Ibnu Khaldun tentang Metode Pendidikan
Sebagaimana kita ketahui dalam sejarah pendidikan Islam bahwa dalam berbagai kondisi dan situasi yang berbeda, telah diterapkan metode pengajaran. Dan metode yang dipergunakan bukan hanya metode mengajar bagi pendidik, melainkan juga metode belajar yang harus digunakan oleh anak didik..
Di dalam buku Muqaddimahnya dia telah mencanangkan langkah-langkah pendidikan sebagai berikut:
Pertama: Didalam memberikan pengetahuan kepada anak didik, pendidik hendaknya memberikan problem-problem pokok yang bersifat umum dan menyeluruh, dengan memperhatikan kemampuan akal anak didik.
Kedua: Setelah pendidik memberikan problem-problem yang umum dari pengetahuan tadi baru pendidik membahasnya secara lebih detail dan terperinci.
Ketiga: Pada langkah ketiga ini pendidik menyampaikan pengetahuan kepada anak didik secara lebih terperinci dan menyeluruh, dan berusaha membahas semua persoalan bagaimapaun sulitnya agar anak didik memperoleh pemahaman yang sempurna. Demikian itu metode umum yang ditawarkan Ibnu Khaldun di dalam proses belajar mengajar.
Disamping itu Ibnu Khaldun juga menyebutkan keutamaan metode diskusi, karena dengan metode ini anak didik telah terlibat dalam mendidik dirinya sendiri dan mengasah otak, melatih untuk berbicara, disamping mereka mempunyai kebebasan berfikir dan percaya diri. Atau dengan kata lain metode ini dapat membuat anak didik berfikir reflektif dan inovatif. Lain halnya dengan metode hafalan, yang menurutnya metode ini membuat anak didik kurang mendapatkan pemahaman yang benar. Disamping metode yang sudah disebut di atas Ibnu Khaldun juga menganjurkan metode peragaan, karena dengan metode ini proses pengajaran akan lebih efektif dan materi pelajaran akan lebih cepat ditangkap anak didik. Satu hal yang menunjukkan kematangan berfikir Ibnu Khaldun, adalah prinsipnya bahwa belajar bukan penghafalan di luar kepala, melainkan pemahaman, pembahasan dan kemampuan berdiskusi. Karena menurutnya belajar dengan berdiskusi akan menghidupkan kreativitas pikir anak, dapat memecahkan masalah dan pandai menghargai pendapat orang lain, disamping dengan berdiskusi anak akan benar-benar mengerti dan paham terhadap apa yang dipelajarinya.
Demikian pandangan Ibnu Khaldun tentang berbagai masalah yang berkaitan dengan pendidikan. Dan apabila kita cermati satu demi satu pandangannya tentang kurikulum materi dan metode pendidikan, maka dapat kita tarik suatu kesimpulan bahwa ilmuan yang diakui Barat dan Timur ini memang memiliki pandangan yang jauh ke depan dalam berbagai masalah pengetahuan, berfikir universal dan sintetik, sehingga filsafatnya tentang pendidikan tidak pernah dirasanya usang bahkan banyak diteladani baik kawan maupun lawan.
C. Implikasi teori Ibnu Khaldun di zaman sekarang
Mengenai tulisan tentang Filsafat Pendidikan dalam pandangan Ibnu Khaldun ini ada beberapa hal yang menurut penulis perlu mendapatkan perhatian bahwa pemikirannya telah memberikan kontribusi besar terhadap dunia pendidikan sekarang ini.
Sebagai seorang ilmuan yang juga sejarawan Ibnu Khaldun telah banyak turut mewarnai pemikiran-pemikiran tentang pendidikan. Dia telah mencanangkan dasar-dasar dan sistem pendidikan yang patut diteladani baik di masa lalu maupun masa sekarang. Dari segi metode, materi, maupun kurikulum yang ditawarkan secara keseluruhan pantas untuk dikaji dan dicermati.
Walaupun di dalam menuangkan tentang pandangannya terhadap filsafat pendidikan Ibnu Khaldun hanya mengemukakan secara garis besar, namun harus diakui bahwa sumbangannya terhadap proses pendidikan cukuplah besar. Dia telah menyajikan pandangan-pandangannya dalam bentuk orientasi umum, sehingga dia mengatakan bahwa aktifitas pendidikan bukan semata-mata bersifat pemikiran dan perenungan, akan tetapi ia merupakan gejala sosial yang menjadi ciri khas jenis insani, dan karenanya ia harus dinikmati oleh setiap makhluk sosial yang bernama manusia. Karena orientasi pendidikan menurutnya adalah bagaimana bisa hidup bermasyarakat.
Sementara itu Ibnu Khaldun melihat bahwa penguasaan terhadap bahasa merupakan prasyarat bagi keberhasilan suatu pendidikan. Adapun metode yang ditawarkan Ibnu Khaldun adalah bersifat intelektualitas, dengan prinsip memberikan kemudahan-kemudahan bagi anak didik, demi terciptanya tujuan pendidikan. Karena menurutnya hakekat manusia itu adalah jiwanya, sehingga jiwanyalah yang akan menentukan hakekat perbuatan-perbuatannya, termasuk perbuatan pendidikan.
BAB III
SIMPULAN
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa ibnu khaldun merupakan tokoh islam yang bernama lengkap Abdurrahman Zaid Waliuddin bin Khaldun, yang telah memberikan kontribusi terhadap pendidikan sampai saat ini, selama hidupnya ia banyak memepelajari diantaranya pelajaran agama, bahasa, logika dan filsafat. Bahkan selama menjalani pendidikannya ia juga mempelajari secara mendalam mengenai kelompok bahasa Arab yang terdiri dari: Nahwu, shorof, balaghoh, khitabah dan sastra. Kelompok ilmu syari’at terdiri dari: Fiqh (Maliki), tafsir, hadits, ushul fiqh dan ilmu al-Qur’an. Kelompok ilmu ‘aqliyah (ilmu-ilmu filsafat) terdiri dari: filsafat, mantiq, fisika, matematika, falak, musik, dan sejarah. Kelompok ilmu kenegaraan terdiri atas: ilmu administrasi, organisasi, ekonomi dan politik. Selain itu juga ia telah mengahasilkan karya-karyanya diantaranya: Kitab Muqaddimah, Kitab al-‘Ibar, wa Diwan al-Mubtada’ wa al-Khabar, fi Ayyam al-‘Arab wa al-‘Ajam wa al-Barbar, wa man Asharuhum min dzawi as-Sulthani al-‘Akbar, Kitab al-Ta’rif bi Ibnu Khaldun wa Rihlatuhu Syarqon wa Ghorban atau disebut al-Ta’rif
Meskipun ia memiliki sifat angkuh dan egoisme, penuh ambisi, tidak menentu dan kurang memiliki rasa terima kasih. Namun di samping sifat-sifatnya yang tersebut di atas dia juga mempunyai sifat pemberani, tabah dan kuat, teguh pendirian serta tahan uji. Dan beliau juga telah memberikan definisi mengenai pendidikan secara tersendiri yaitu: Barangsiapa tidak terdidik oleh orang tuanya, maka akan terdidik oleh zaman, maksudnya barangsiapa tidak memperoleh tata krama yang dibutuhkan sehubungan pergaulan bersama melalui orang tua mereka yang mencakup guru-guru dan para sesepuh, dan tidak mempelajari hal itu dari mereka, maka ia akan mempelajarinya dengan bantuan alam, dari peristiwa-peristiwa yang terjadi sepanjang zaman, zaman akan mengajarkannya. Beliau juga mengatakan bahwa tujuan pendidikan itu harus meliputi: segi keagamaan, segi akhlak, segi kemasyarakatan atau sosial, segi vokasional atau pekerjaan, segi pemikiran, segi kesenian.
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad, Jamil. 1984. Seratus Muslim terkemuka. Jakarta: Pustaka Firdaus.
Ali, A.Mukti. 1970. Ibnu Khaldun dan Asal usul sosiologinya. Yogyakarta: Yayasan Nida.
Baali, fuad al-wardi terj.Osman Ralibi. 1989. Ibnu Khaldun dan Pola pemikirannya. Jakarta: Pustaka firdaus.
Enan, Muhammad, Abdullah. 1979. Ibnu Khaldun his Life and work. New Delhi: Kitab Bhavan.
Khaldun,Ibnu terj. Ahmadi toha. 1986. Muqadimah Ibnu Khaldun .Jakarta: Pustaka pelajar.
Muhaimin. 2003. Wacana Pengembangann Pendidikan Islam. Jakarta: Pestaka Pelajar.,
Muhammad, Umar, Al-thaumy, Al-syaibany terj. Hasan Langgulung. 1979. Falsafah pendidikan Islam. Jakarta: Bulan Bintang.
Sulaiaman, Hasan, Fathiyah. 1987.Pandangan Ibnu Khaldun tentang ilmu dan pendidikan. Bandung: DiPonegoro.
Waif, wahid. 1985. Ibnu Khaldun Riwayat dan Karyanya. Jakarta: Grafiti Press.
Senin, 06 Juli 2009
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN Maret 18, 2009 — Dadan Wahidin
Maret 18, 2009 — Dadan Wahidin
Saat ini komputer bukan lagi merupakan barang mewah, alat ini sudah digunakan di berbagai bidang pekerjaan seperti halnya pada bidang pendidikan. Pada awalnya komputer dimanfaatkan di sekolah sebagai penunjang kelancaran pekerjaan bidang
administrasi dengan memanfaatkan software Microsoft word, excel dan access.
Dengan masuknya materi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam kurikulum baru, maka peranan komputer sebagai salah satu komponen utama dalam TIK mempunyai posisi yang sangat penting sebagai salah satu media pembelajaran. Kutipan dari Kurikulum untuk Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
• Visi mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi yaitu agar siswa dapat dan terbiasa menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi secara tepat dan optimal untuk mendapatkan dan memproses informasi dalam kegiatan belajar, bekerja, dan aktifitas lainnya sehingga siswa mampu berkreasi, mengembangkan sikap imaginatif, mengembangkan kemampuan eksplorasi mandiri, dan mudah beradaptasi dengan perkembangan baru di lingkungannya • Melalui mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi diharapkan siswa dapat terlibat pada perubahan pesat dalam kehidupan yang mengalami penambahan dan perubahan dalam penggunaan beragam produk teknologi informasi dan komunikasi.
Siswa menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mencari, mengeksplorasi, menganalisis, dan saling tukar informasi secara efisien dan efektif. Dengan menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi, siswa akan dengan
cepat mendapatkan ide dan pengalaman dari berbagai kalangan. Penambahan kemampuan siswa karena penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi akan mengembangkan sikap inisiatif dan kemampuan belajar mandiri, sehingga siswa
dapat memutuskan dan mempertimbangkan sendiri kapan dan dimana penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi secara tepat dan optimal, termasuk apa implikasinya saat ini dan dimasa yang akan datang.
• Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi, meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Teknologi Komunikasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Karena itu, Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media.
• Secara khusus, tujuan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah:
1. Menyadarkan siswa akan potensi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang terus berubah sehingga siswa dapat termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat.
2. Memotivasi kemampuan siswa untuk bisa beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi, sehingga siswa bisa melaksanakan dan menjalani aktifitas kehidupan seharihari secara mandiri dan lebih percaya diri.
3. Mengembangkan kompetensi siswa dalam menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mendukung kegiatan belajar, bekerja, dan berbagai aktifitas dalam kehidupan seharihari.
4. Mengembangkan kemampuan belajar berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, sehingga proses pembelajaran dapat lebih optimal, menarik, dan mendorong siswa terampil dalam berkomunikasi, terampil mengorganisasi informasi, dan terbiasa bekerjasama.
5. Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif, dan bertanggungjawab dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pembelajaran, bekerja, dan pemecahan masalah seharihari.
Dengan melihat isi dari kurikulum tersebut, kita harus mengintegrasikan TIK dalam proses belajar mengajar di madrasah bukan hanya untuk mata pelajaran teknologi dan informasi saja. Melihat kondisi TIK pada saat ini dan perkembangannya di masa datang, kita harus mempersiapkan diri dan melakukan perencanaan yang matang dalam mengimplementasikan TIK di madrasah. Jika kita tidak memulainya sekarang maka madrasah sebagai salah satu institusi pendidikan selain sekolah yang berada dibawah Depdiknas akan tertinggal oleh sekolah lain. Jika ini terjadi, usaha kita akan semakin berat untuk mensejajarkan madrasah dengan sekolah lain. Di satu sisi, kita sedang berusaha mengejar ketertinggalan dalam mata pelajaran khususnya MIPA dan BahasaInggris, di sisi lain TIK akan membuat kita tertinggal semakin jauh. Mengamati Program Pengembagan TIK yang dilakukan Depdiknas Untuk mengejar ketertinggalan pemanfaatan TIK di sekolah dari negara lain, saat iniDepdiknas mempunyai program pengembangan TIK secara besarbesaran.
Ada tiga posisi penting di Depdiknas dalam program pengembangan TIK, yaitu:
1. Bidang kejuruan, TIK menjadi salah satu jurusan di SMK. Pengembangan TIK secara teknis baik hardware dan software masuk dalam kurikum pendidikan. Dibentuknya ICT center di seluruh Indonesia. Untuk menghubungkan sekolahsekolah di sekitar ICT center dibangun WAN (Wireless Area Network) Kota.
2. Pustekkom, sebagai salah satu ujung tombak dalam pengembangan TV pendidikan interaktif, Elearning dan ESMA. Program ini bertujuan untuk mempersempit jurang perbedaan kualitas pendidikan antara kota besar dengan daerah.
3. Jardiknas (Jejaring Pendidikan Nasional), bertujuan untuk mengintegrasikan kedua program di atas agar terbentuk sebuah jaringan yang menghubungkan semua sekolah di Indonesia. Sehingga diperkirakan di masa depan semua sekolah di Indonesia akan terkoneksi dengan internet. Melihat program yang diadakan oleh Depdiknas kita bisa memanfaatkan fasilitas tersebut karena bersifat terbuka.
Pengembangan TIK di Madrasah secara Mandiri
Kita belum terlambat untuk mempersiapkan diri dalam penguasaan TIK sebagai media pembelajaran di madrasah. Mulai saat ini pihak madrasah dan Majlis Madrasah harus membuat sebuah program pengembangan TIK secara menyeluruh. Ada beberapa poin untuk membuat suatu perencanaan pengembangan TIK, diantaranya:
1. Mempersatukan visi dan misi pengembangan TIK yang ingin dicapai antara Kepala sekolah, guru dan majlis madrasah.
2. Pembentukan Komite Teknologi (Organisasi Labkom) yang mandiri
3. Mengidentifikasi infrastruktur lembaga, baik hardware, software maupun sistem dan jaringan yang sudah dimiliki
4. Penentuan hardware dan software yang akan digunakan atau dikembangkan.
5. Mengidentifikasi SDM yang dimiliki
6. Menentukan bentuk pelatihan penguasaan TIK baik untuk guru dan staf lainnya.
7. Adanya Time schedule yang jelas untuk pencapaian program
8. Penentuan Investasi yang diperlukan secara berkala tiap tahun
9. Mengidentifikasi perkembangan software dan kurikulum baru
10. Mengadakan revisi perencanaan disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi.
Dengan perencanaan yang matang, kita bisa mengembangkan TIK secara bertahap di madrasah agar tidak tertinggal dari sekolah lain. Program yang dibuat haru dilaksanakan secara berkelanjutan meskipun terjadi pergantian kepala dan majilis madrasah. Pemanfaatan TIK Sebagai Media Pembelajaran TIK bukan merupakan teknologi yang berdiri sendiri, tetapi merupakan kombinasi dari hardware dan software.Ada hal penting yang harus diperhatikan dalam memanfaatkan TIK sebagai media pembelajaran yaitu hardware dan software yang tersedia dan jenis metode pembelajaran yang akan digunakan. Beberapa pemanfaatan TIK dalam pembelajaran diantaranya:
1. Presentasi
Presentasi merupakan cara yang sudah lama digunakan, dengan menggunakan OHP atau chart. Peralatan yang digunakan sekarang biasanya menggunakan sebuah komputer/laptop dan LCD proyektor. Ada beberapa keuntungan jika kita memanfaatkan TIK diantaranya kita bisa menampilkan animasi dan film, sehingga tampilannya menjadi lebih menarik dan memudahkan siswa untuk menangkap materi yang kita sampaikan. Software yang paling banyak digunakan
untuk presentasi adalah Microsoft Powerpoint. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan bahan presentasi,
diantaranya:
a. Jangan terlalu banyak tulisan yang harus ditampilkan.
b. Tulisan jangan terlalu kecil karena harus dilihat oleh banyak siswa.
c. Perbanyak memasukkan gambar dan animasi
d. Usahakan bentuk presentasi yang interaktif.
2. Demonstrasi
Demontrasi biasanya digunakan untuk menampilkan suatu kegiatan di depan kelas, misalnya eksperimen. Kita bisa membuat suatu film caracara melakukan suatu kegiatan misalnya cara melakukan pengukuran dengan mikrometer yang benar atau mengambil sebagian kegiatan yang penting. Sehingga dengan cara ini siswa bisa kita arahkan untuk melakukan kegiatan yang benar atau mengambil kesimpulan dari kegiatan tersebut.
Cara lain adalah memanfaatkan media internet, kita bisa menampilkan animasi yang berhubungan dengan materi yang kita ajarkan (meskipun tidak semuanya tersedia). Sebagai contoh untuk menampilkan arah vektor dari perkalian silang kita bisa mengakses internet dengan alamat
http://www.upscale.utoronto.ca/GeneralInterest/Harrison/Flash/ClassMechanics/
RightHandRule/RightHandRule.html
3. Virtual Experiment
Maksud dari virtual eksperimen disini adalah suatu kegiatan laboratorium yang dipindahkan di depan komputer. Anak bisa melakukan beberapa eksperimen dengan memanfaatkan software virtual eksperimen misalnya Crocodile Clips. Software ini bisa didownload di http://www.crocodileclips. com/s3_1.jsp , tetapi kita harus register dulu untuk mendapatkan active code yang berlaku untuk satu bulan.
Metode ini bisa digunakan jika kita tidak mempunyai laboratorium IPA yang lengkap atau digunakan sebelum melakukan eksperimen yang sesungguhnya.
4. Kelas virtual
Maksud kelas virtual di sini adalah siswa belajar mandiri yang berbasiskan web, misalnya menggunakan moodle. Saya berikan contoh bentuk kelas maya yang sedang kami kembangkan di MAN 2 Ciamis.Pada kelas maya ini siswa akan mendapatkan materi, tugas dan test secara online. Kita sebagai guru memperoleh kemudahan dalam memeriksa tugas dan menilai hasil ujian siswa. Terutama hasil ujian siswa akan dinilai secara otomatis.
Sebenarnya banyak bentuk pemanfaatan TIK lainnya yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalam proses belajar mengajar. Tetapi semua itu tergantung kepada kita bagaimana cara memanfaatkannya.
Ditulis dalam Makalah ilmu Pendidikan, makalah inovasi pendidikan, makalah konsep dasar teknologi.
Akal dan Hati pada Zaman Yunani Kuno
PEMBAHASAN
Akal dan Hati
pada Zaman Yunani Kuno
THALES
Thales (624-546 SM), orang miltus itu, digelari bapak filsafat karena dialah orang yang mula - mula berfisafat (bijaksana). Ia adalah seorang politikus, ahli geometri dan pemikir dipelabuhan miletus yang sangat ramai. Ia juga berjasa dengan meramalkan secara tepat gerhana matahari pada tahun 585 sm.ia tidak tertarik pada mitos tetapi pada pengetahuan mengenai dunia dan bintang, ia adalah pemikir praktis. Gelar itu diberikan karena ia mengajukan pertanyaan yang amat mendasar, yang jarang diperhatikan orang, juga orang jaman sekarang : “what is the nature of the world stuff “?(mayer , 1950:18) “apa sebenarnya bahan alam semesta ini” ? Terlepas dari apapun jawabannya, pertanyaan ini saja telah dapat mengangkat namanya menjadi filosop pertama. Ia sendiri menjawab air. Jawaban ini sebenarnya amat sederhana dan belum tuntas. Belum tuntas karena dari apa air itu ? thales mengambil air sebagai alam semesta barang kali karena ia melihat nya sebagai sesuatu yang amat diperlukan dalam kehidupan, dan menurut pendapatnya bumi ini terapung di atas air (mayer,1950:18).
Lihatlah, jawabannya amat sederhana; pertanyaannya jauh lebih berbobot ketimbang jawabanyannya. Masih adakah orang yang beranggapan bahwa bertanya itu tidak penting? Thales menjadi filosof karena ia bertanya. Pertanyaannya itu jawabannya dengan menggunakan akal, bukan menggunakan agama atau kepercayaan lainnya. Alasannya adalah karena air penting bagi kehidupan. Disini akal mulai digunakan lepas dari keyakinan.
ANAXIMANDER
Hidup sekitar 546 SM berada dalam tradisi yang sama. Ia berpendapat bahwa bumi secara lepas bergantung di ruangan, ia juga berpendapat bahwa dulunya ada satu substansi tunggal pertama dan suatu hukum alam yang berlaku di dunia, untuk mempertahankan keseimbangan antara unsur – unsur yang berbeda. Anaximander mencoba menjelaskan bahwa subtansi pertama itu bersifat kekal dan ada dengan sendirinya (mayer,1950 :19). Anaximanes mengatakan itu udara. Udara merupakan sumber segala kehidupan, Pembicaraan filosof ini saja telah memperlihatkan bahwa didalam filsafat dapat terdapat lebih dari satu kebenaran tentang satu persoalan. Sebabnya ialah bukti kebenaran teori dalam filsafat terletak pada logis ataau tidaknya argumen yang digunakan, bukan terletak pada kongkulasi. Disini sudah kelihatan bibit relativisme yang kelak dikembangkan dalam filsafat sofisme. Pada kata”sofis" itu sendiri terkandung pengertian tipuan, hipkret dan sinis. Menurut para filosof, meraka adalah orang yang kurang terpelajar di dalam sains maupun di dalam filsafat. Mereka itu orang – orang yang menjual kebajikan untuk memperoleh materi. Pemikiran sofis itu mempunyai ciri berupa pandangan yang saling bertentangan. Dalam moral pun mereka di katakan menganut moral yang relatif, jadi buruk dan baik itu adalah relatif. Bagi orang – orang sofis tidak ada generalisasi dengan kata lain tidak ada kebenaran umum, semua kebenaran itu relatif. Biasanya orang-orang sofis itu disenangi oleh para filosof. Sifat mereka itu amat ditentang oleh Socrates dan plato. Sebagian fisof menentangorang – orang sofis karenamereka mau menerima uang dari ajaran mereka. Kebanyakan orang- orang sofis dating dari kelas rendah di dalam masyarakat karena itu mereka memerlukan uang. Sementara filsof mengatakan bahwa filsafat itu di senangi bukan untuk alat mencari uang.
HERACLITUS
Paham relativisme semakin mempunyai dasar heraclitus (544-484 SM) Menurut heraclitus alam semesta ini selalu dalam keadaan berubah; sesuatu yang dingin berubah menjadi panas, yang panas berunah menjadi dingin. Itu berarti bila kita hendak memahami kehidupan kosmos. Kita mesti menyadari bahwa kosmo itu dinamis. Kosmos tidak pernah berhenti ( diam ) ia selalu bergerak, dan bergerak berarti berubah. Tak ada sesuatu yang tetap dikatakanya semua itu dalam keadaan menjadi. Untuk dasar atau arche dunia semesta adalah api, karena sifat api itu selalu bargerak berubah dan tidak tetap, bahkan ditarik kesimpulan secara lanjut yang menjadi sebab atau keterangan yang sedalam –dalam nya adalah gerak perubahan. Gerak itu menghasilkan perlawanan-perlawanan. Itulah sebabnya ia sampai pada kongklusi bahwa yang mendasar dalam alam semesta ini bukanlah bahan (stuff)-nya seperti yang dipertanyakan oleh filosof pertama itu, melainkan prosesnya (warner,1961:28). Pendapatnya dirumuskan dengan istilahnya “panta rhei” artinya semuanya mengalir Pertanyaan “semua mengalir” berarti semua berubah bukanlah pertanyaan yang sederhana. Ia juga menyatakan, “ you can not step twice into the same river;for the fress waters are ever flowing upon you” (engkau tidak dapat terjun kesungai yang sama dua kali karena air sungai itu selalu mengalir) (Warnwer,1961:26). Pengetahuan yang benar baginya tentu saja pengetahuan yang sesuai realitas. Pengetahuan yang sifatnya berubah adalah benar. Satu – satunya realitas ialah berubah, tidak ada yang tetap semuanya berubah menjadi, makanya heraclitus di sebut “filsafat menjadi.”
PARMANIDES
Parmanides adalah salah seorang tokoh relatifisme yang penting, kalau bukan yang terpenting. Parmanides yang lahir pada kira kira tahun 450 SM di elea. dikatakan sebagai logikawan pertama dalam sejarah filsafat, bahkan dapat disebut filosof pertama dalam pengertian modern. Parmenides mengakui adanya pengetahuan yang bersifat tidak tetap dan berubah- ubah, pengetahuan indra dan pengetahuan budi, tetapi menurutnya pengetahuan yang bersifat indra itu tidak dapat di percaya karena banyak orang yang tidak mempercayai kebenaran setelah mengikuti indranya. Sebab itu yang merupakan realitas adalah bukan yang berubah dan bergerak serta beralih dan bermacam – macam.melainkan tetap, realitas bukanlah menjadi melainkan ada oleh karena itu filsafatnya disebut juga “filsafat ada” . Parmenides membuktikanny sebagai berikut
1. Di luar ada tentu hanya tak- ada. Tak ada ini juga bukan tentu realitas, juga tak mungkin kita kenal dan kita ketahui. Hanya adalah yang dapat dipahami , bagi parmenides ada dan berfikir itu sama. Oleh karena ityu ada itu tetap , tak mungkin ia beralih, tak mungkin bergerak, tak mungkin ada permacamnya, yang ada hanya satu saja ada.
2. Kalau ada itu satu maka ia tak berawal, sebab dari manakah kiranya ia harus timbul. Bagi ada tak terdapat dahulu dan kemudian . ada itu hanya ada belaka, sekarang yang baka.
3. Ada itu tak mungkin terbagi- bagi, sebab sekiranya mungkin terbagi, maka terdapatlah bermacam- macam ( lebih dari satu ) ada.
Sistemnya secara keseluruhan disandarkan pada deduksi logis, tidak seperti heraclitus, misalnya, yang menggunakan metode intuisi. Plato amat menghargai metode parmendes dibandingkan dengan dari filosof lain pendahuluinya.
Pertentangan antara heraclitus dan parmenides adalah antara ada dan tiada, nilai pengetahuan indra dan pengetahuan budi merupakan soal yang maha penting bagi ahli pikir selanjutnya. pengetahuan budi dan pengetahuan indra memang tidak mungkin dilalui belaka , keduanya harus diakui adanya.
ZENO
Zeno (menurut Plato ia lahir pada tahun 490 SM) mulai memperlihatkan konsekuensi rumus tersebut. Ia dapat merelatifkan kebenaran yang telah mapan. Perhatikanlah:
(1) Anda tidak pernah mencapai garis finis dalam suatu balapan. Untuk mencapai garis finis itu mula-mula anda harus menempuh jarak, lalu setenngah dari separuh jarak, kemudian setengah dari sisa, dan kerja anda menghabiskan sisa yang tidak pernah akan habis. Anda tidak penah mencapai garis finis padahal secara empiris anda telah lama mencapai garis finis itu. Ini adalah penyelesaian matematika ; matematika itu logis.
(2) Anak panah yang me;luncur dari busurnya,pakah bergerak atau diam? Kata zeno, diam. Diam ialah bila suatu benda pada suatu saat berada pada suatu tempat. Anak panah itu diam. Ini khas logika, padahal mata kita jelas-jelas menyaksikan bahwa anak panah itu bergerak atau yang mengatakan diam? Itu relatif, kedua-duanya benar, bergantung pada cara membuktikannya.
PROTOGORAS
Ia adalah salah satu tokoh sofisme, yang menyatakan bahwa manusia adalah ukuran kebenaran (mayer,1950:84). Pernyataan ini merupakan tulang punggung humanisme. pernyataan yang muncul ialah apakah yang dimaksudkannya manusia idividu ataukah manusia pada umumnya. Memang dua hal itu menimbulkan kosekkuensi yang sungguh berbeda . akan tetapi,tidak ada jawaban yang pasti,mana yang di maksud protagoras. Yang jelas ialah ia menyatakan bahwa kebenaran itu bersifat pribadi (private). Akibatnya ialah tidak akan ada ukuran yang absolut dalam etika, metafisika, maupun agama. Bahkan teori-teori matematika tidak juga di anggapnya mempunyai kebenaran yang absolut (mayer, 1950:84)
GORGIAS
Gorgias datang ke Athena pada tahun 472 SM dari leontini. Ada tiga proposisi yang diajukan oleh gorgias.
1. Pertama, tidak ada yang ada; maksudnya, realitas itu tidak ada. Bukankah zeno juga pernah sampai pada kesimpulan bahwa hasil pemikiran itu selalu tiba pada paradoks. Kita harus mengatakan bahwa realitas itu tinggal dan banyak, terbatas dan tak terbatas, dicipta dan tak dicipta karena kontradikasi tidak dapat diterima (ingat rumus parmanides ), maka menurut gorgias , pemikiran lebih baik tidak menyatakan apa-apa tentang realitas.
2. Kedua,bila sesuatu itu ada, ia tidak akan dapat diketahui. Ini di sebabkan oleh peng indraan itu tidak dapat dipercaya , pengindraan itu sumber ilusi . akal, menurut gorgias ,tidak juga mampu meyakinkan kita tentang bahan alam semesta ini karena kita telah di kungkung oleh dilema sublektif . kita berpikir sesuai dengan kemauan ,ide kita,yang kita terapkan pada fenomena. Proses ini tidak akan menghasilkan kebenaran.
3. ketiga gorgias ialah, sekalipun realita itu dapat kita ketahui, ia tidak akan dapat kita beri tahukan kepada orang lain . di sini ia memperlihatkan kakurangan bahasa untuk mengamunikasikan pengetahuan kita itu . semantic modern mengatakan bahwa kata-kata tidak mempunyai pengertian absolut ,kata-kata hanya mempunyai pengetian relatif .
Thrasymacus di gambarkan oleh plato dalam Republic sebagai prototype machiavelli. Ia mengatakan bahwa keadilan hanya dapat di tegakan bila ada yang mendukungnya; pendukungnya itu adalah kekuatan . ia tidak menganut prinsip moral yang absolut. Moral itu hasil konvensi.tokoh-tokoh pemerintahan yang cerdas mengetahui yang bagus dan yang buruk, lalu masyarakat mengikutinya.
Antiphon menganggap Tuhan itu harus diperloleh dengan menggunakan rasio. Ia beranggapan bahwa kemajuan hanya dapat diraih dengan jalan memajukan pendidikan, bukan melalui agama. Pengaruh positif gerakan sofis memang ada juga. Ia membangkitkan semangat berfilsafat. Ia mengingat filosof bahwa persoalan pokok dalam fisafat bukanlah alam, melainkan manusia. Mengenal tentang etika, agama dan metafisika. Ini membuka peluang bagi para filosof. Pandanganya mengenai relativitasnya, moral telah mengilhami munculnya utilitariasme, pragmatisme positivisme dan eksistensialisme .
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut cerita orang yang pertama kali menggunakan akal serius adalah orang yunani yang bernama thales ( 624-546 ) sm. Ia diberi gelar Bapak filsafat, gelar itu diberikan karena pertanyaan “apakah sebenarnya bahan alam ini’
Buah pikiran yang mulai mengagetkan manusia awam barangkali pertama kali dilontarkan oleh heraclitus yaitu tatkala ia berkata bahwa yang sengguhnya ada, yang hakikat, ialah gerak dan perubahan. Karya akal begitu sangat hebat terlihat di saat kemunculan orang yang bernama zeno, ia berhasil membuktikan bahwa ruang kosong itu ada, pluraritas itu juga tidak ada, gerak tidak ada.
Pelaku filsafat adalah akal dan ’’musuh’’( atau partner )-nya adalah hati, rasa. pertentangan atau kerja sama antara akal dan hati itulah pada dasarnya isi sejarah filsafat. memang pusat kendali kehidupan manusia terletak di tiga tempat , yaitu indera, akal dan hati. Namun, akal dan hati itulah yang paling menentukan .
Di dalam sejarah filsafat kelihatan akal pernah menang, pernah kalah, hati pernah berjaya, juga pernah kalah ; pernah juga kedua –duanya sama-sama menang. Di antara keduanya, dalam sejarah, telah terjadi pergumulan berebut dominasi dalam mengendalikan kehidupan manusia.
Yang dimaksud dengan akal disini ialah akal logis yang bertempat di kepala, sedangkan hati ialah rasa yang kira-kira bertempat di dalam dada. Akal itulah yang menghasilkan pengetahuan logis yang di sebut filsafat, sedangkan hati pada dasarnya menghasilkan pengetahuan supralogis yang di sebut pengetahuan mistik , iman termasuk disini.
Rivalitas antara kedua-duanya telah terjadi di dalam sejarah peradaban. Titik-titik merah yang di situs telah terjadi hebat antra kedua-duanya mula-mula terjadi antara sofisme dan socrates, yang kedua antara credo utintelligam-nya abad pertengahan dan descrates, dan yang ketiga antara sofisme modern di satu pihak dan kant di pihak lain. Pada zaman yunani kuno, secara pukul rata akal menang. Pada zaman skolastik abad pertengahan kemenagan ada pada pihak hati (iman), yang di hentikan oleh descrates. Sejak descrates, iman kalah dan akal yang menang. Setelah itu ada lagi orang yang mengerem akal, yaitu kant. Hasilnya : kant menangkan kedua-duanya. Hasil yang diperoleh dalam pertarungan itu kira-kira begini. Socrates meneguhkan kembali sains dan agama, kant juga demikian. Jadi, kalau begitu, pertarungan, antara akal dan hati itu adalah pertarungan antara filsafat (rasio) dan agama (iman). Ciri umum filsafat yunani ialah rasionalisme. Rasionalisme yunani itu mencapai puncaknya pada orang-orang sofis. Untuk melihat rasionalisme sofis perlu di pahami lebih dulu latar belakangnya. Latar belakang itu terletak pada pemikiran filsafat yang ada sebelumnya.
Dewi Sartka dan R.A.Kartini
Pendidikan di Indonesia pada masa penjajahan Belanda hanya dapat di nikmati oleh orang – orang yang mempunyai kedudukan tertinggi saja, sedangkan di bawah itu tidak berhak mendapatkan pendidikan, apalagi untuk derajat wanita pada saat itu, jangankan untuk mendapatkan pendidikan untuk mempunyai hak yang sama seperti laki – laki pun itu di larang, oleh karena itu banyak para pejuang Indonesia yang merasa prihatin, salah satunya adalah Rd. Dewi Sartka dan R.A.Kartini yang berjuang dengan sekuat tenaga, harta, jiwa dan raga mereka untuk memperjuangkan kaum perempuan khususnya dalam bidang pendidikan .
Mereka berdua seorang wanita yang terlahir dalam keluarga yang mempunyai peranan dalam pemerintahan, akan tetapi mereka mempunyai hati yang sangat bersih sekali terutama keinginannya untuk mengangkat derajat dan harkat perempuan, terutama keluar dari belenggu adat – istiadat lama yang turun – temurun dari zaman ke zaman, wanita tidak boleh mempunyai kemauan sendiri, wanita harus mau dikawinkan dengan calon suami pilihan orang tuanya dan di haruskan mengabdi pada suami tersebut, tugas hidupnya seolah – olah hanya untuk mengurus rumah tangga saja, oleh karena itu mampu membaca, menulis, berhitung itu tidak perlu bagi kaum perempuan yang membuat perempuan menjadi terbelakang.
Meskipun Rd. Dewi Sartika dan R.A Kartini berbeda daerah provinsi tetapi mereka mempunyai tujuan yang sama dalam mengkat harkat derajat peremuan, Rd. Dewwi sartika merupakan pejuang dari daerah Jawa Barat, sedangkan R.A Kartini merupakan pejuang perempuan dari daerah Jawa Tengah .
Berbagai perjuangan dan cara masing – masing yang di lakukan oleh para pejuang perempuan tersebut agar tercapai cita- cita mereka untuk mengangkat harkat derajat perempuan. Meskipun harus sembunyi - sembunyi dalam memberikan pendidikan dan pelajaran pada kaum perempuan.
Pendidikan dan pelajaran yang diberikan oleh para pejuang perempuan itu selain pelajaran membaca dan menulis, mereka juga mengajarkan pelajaran yang seharusnya oleh perempuan seperti memasak, menjahit, menyulam dan lain sebagainya, tetapi mereka tidak bermaksud untuk menghilangkan kodrat yang seharuisnya ada pada perempuan. Para pejuang itu hanya berusaha untuk menjadikan perempuan itu agar menjadi ibu yang binangkit, kreatif dan berguna bagi keluarga, lingkungan dan negaranya, agar dalam melahirkan generasi – genersi penerus bangsa yang berkualitas.
Perjuangan mereka harus berakhir ketika yang Maha memiliki harus mengambil mereka untuk kembali pada – Nya, tetapi perjuangan hidup mereka tidak sia - sia karena mereka telah meninggalkan tinta sejarah yang sangat berarti bagi kehidupan bangsa Indonesia. Semoga kepergian mereka mendapat tempat yang mulia yang merupakan balasan dari Alloh SWT.Aamiin.
Ini harus kita jadikan contoh khususnya kaum perempuan agar dalam mencari ilmu itu kita harus bersunguh – sungguh. Karena kebebasan pada saat ini telah kita rasakan berbeda pada saat itu, kebebasan hanya dapat dinikmati oleh kaum laki- laki oleh karena itu manfaatkanlah kebebasan itu untuk hal – hal yang positif, agar disaat kita kembali pada kehidupan yang sebenarnya kita dapat meninggalkan sejarah yang berharga untuk para generasi setelah kita tiada
Pendidikan pada Masa Pergerakan Nasional
Tokoh -tokoh dan pemikirannya
1.Sejarah Singkat R.D.Ayu dewi Sartika
Pada tanggal 4 Desember 1884,Kota Bandung,ibu Kota parahiangan,telah dianugerahi Tuhan Seorang putri yang kelak terkenal sebagai seorangan putri bangsawan yang menjadi perintis emansipasi wanita sunda pada khususnya dan wanita Indonesia pada umumnya.Dia merupakan ‘Dewi Penyelamat’bagi kaumnya karena telah mengangkat derajat Wanita Indonesia dari kebodohan .
Demikianlah pada tanggal tersebut di atas,di Kepatihan Bandung lahir seorang putri mungil Yang di beri nama Raden Ayu Dewi Sartika.Ibunya bernama Nyi Raden Ayu Radja permas.Beliau adalah putri Dalam Wiranatakusumah 1V,Bupati Bandung periode tahun 1846-1874,yang biasa di panggil ‘Dalem Bintang’.Ayahnya bernama Raden Somanagara,patih Bandung pada masa pemerintahan Bupati R.A.A. Martanagara.Rd.Somanagara adalah putra Hoofd Jaksa Bandung bernama Raden Demang Suriadipraja.Mereka adalah keturunan bupati Karanganyar. Sejak kecil pada diri Rd.Dewi Sartika sudah tanpak sifat-sifat istimewa yang berbeda dengan sifat anak –anak perempuan lainnya pada masa itu.Ia seorang anak rajin, suka kepada segala sesuatu yang baru, dan telah tanpak pula sifat-sifat kepemimpinannya. Meskipun pada masa itu masyarakat wanita Sunda terikat oleh adat lama yang tidak mengijinkan anak-anak perempuan masuk sekolah, tetapi Rd.Dewi Sartika oleh orang tuanya dimasukan ke sekolah Belanda, yaitu ELS (Europeesche Lagere School). Di sekolah ia termasuk ke dalam golongan murid yang maju, sungguh-sungguh damal belajar dan disukai oleh teman-temannya. Sayang Rd.Dewi Sartika tidak dapat menamatkan sekolahnya ( hanya sampai kelas 3 ).
Rd.Dewi Sartika terpaksa harus meninggalkan sekolahnya karena musibah telah menimpa ayahandanya.Rd.Somanagara,ayah Rd.Dewi Sartika telah di tuduh sebagai pelopor pemberontakan yang akan menggulingkan kedudukan Bupati Bandung masa itu yang bukan keturunan bangsawan Bandung, melainkan keturunan bangsawan Sumedang.Putusan jatuh, bahwa Rd.Somanagara harus menjalani hukuman buangan ke Ternate.Hukuman tersebut dijalani bersama istrinya sampai beliau wafat disana. Terhadap peristiwa yang menimpa diri Rd.Somanagara ini, versi lain menyebutkan bahwa Rd.Somanagara dibuang ke Ternate karena dituduh sebagai pimpinan pemberotakan melawan ketidakadilan pemerintah feudal kolonial Belanda.Komplotan pemberontak itu terbongkar setelah sebuah bom diketemukan di bawah panggung pacuan kuda di Tegallega Bandung,dimana para pembesar kolonial Belanda akan hadir menyaksikan pacuan kuda tersebut. Sementara pengusutan berlangsung.,Rd. Somanagara dipindahkan kemangunreja, periangan timur sebagai patih yang berdiri sendiri. Akhirnya putusan jatuh, bahwa Rd Somanagara dinyatakan bersalah Oleh pemerintah kolonial belanda, dan sejak itu ( tahun 1892) beliau dibuang ke ternate sampai beliau meninggal di sana.
Sepeninggal ayahnya, Rd. Dewi Sartika dipelihara oleh uwanya, patih cicalengka yang biasa dipanggil Aria cicalengka. Oleh uwanya ia dididikdan dibekali bermacam-macam ilmu pengetahuan yang perlu untuk perempuan.Ia merasa bangga karena pada waktu itu ia merupakan satu-satunya diantara wanita-wanita dilingkunganya yang sudah pandai membaca dan menulis. Oleh karena itu ia seringkali diminta pertolongan oleh keponakan-keponakanya untuk menulis surat atau membaca surat.
Melihat kenyataan kehidupan gadis-gadis dan kaum wanita dilingkungannya itu. Rd. Dewi sartika mulai berpikir bahwa bila mereka dibiarkan bodoh, hal itu dapat membahayakan bagi kaum wanita itu Sendiri. Oleh karena itu Rd. Dewi sartika berniat untuk membantu anak-anak gadis belajar membaca menulis dan membaca. Makin lama makin kelihatan pembawaanya untuk ‘’mendidik’’ anak-anak. Secara sembunyi sembunyi Rd.Dewi sartika sering memberikan pelajaran membaca dan menulis kepada anak-anak pelayan kepatihan dan teman-teman gadisnya, dengan pecahan genting sebagai sabaknya dan arang sebagai kapurnya. Hasil cukup memuaskan, beberapa orang anak bias membaca dan menulis,padahal ‘’gurunya’’ baru berusia 10 tahun.Ini sungguh merupakan suatu kejutan, sehingga menjadi buah mulut orang, sebab pada waktu itu jangankan anak - anak rakyat biasa, istri-istri kaum bangsawan pun pada umumnya masih banyak yang buta huruf.
Waktu menginjak masa remaja Rd. dewi sartika kembali tinggal bersama ibunya dibandung.Semula Rd. dewi sartika oleh uwanya akan dijodohkan dengan putra sulungnya. Tetapi ia menolak secara halus maksud uwanya itu dengan alasan ingin mendampingi ibunya yang baru kembali dari pengasingan di Ternate. Padahal maksud sebenarnya ia ingin bebas memilih sendiri calon suaminya sedangkan tujuan utamanya ia ingin melaksanakan cita-citanya mengangkat derajat kaum wanita dengan jalan memajukan pendidikannya.
Pengalaman hidupnya yang pahit sebagai anak orang buangan dan disekitarnya, dimana kaum wanita tidak dibetri kesempatan untuk mengejar kemajuan, serta penderitaan hidup yang dialami oleh ibunya, merupakan dorongan yang kuart bagi timbulnya ide Rd. Dewi sartika, bahwa ‘’wanita tidak boleh hanya bergantung kepada suami, keluarga atau kebaikan orang lain, tetapi wanita harus dapat berdiri sama tinggi duduk sama rendah dengan kaum pria, kalau perlu melebihi kaum pria asal tidak meninggalkan kodratnya sebagai wanita.
Atas bantuan bupati Bandung R.A.A, Marta negara, cita – cita Rd.Dewi sartika dapat dilaksanakan .pada tanggal 16 januari 1904 didirikanlah sebuah sekolah bertempat di pasebanan kulon, komplek pendopo kabupaten Bandung dengan nama “sakola istri”.pada tahun 1906 Rd. Dewi sartika menikah dengan Rd. kaduruan Agah suriah winata, guru sekolah “karang pawulang “keluaran hulpactedan masih familinya. Dengan demikian keluarga Rd. Dewi sartika keluarga yang pendidik.semua tenaga, pikiran bahkan harta yang dipunyai oleh Rd. Dewi sartika seluruh dicurahkan untuk kepentingan pendidikan. Dalam melakukan usahanya itu Rd. Dewi sartika mendapat bantuan penuh dari suaminya,suaminyalah yang menjadi pembina didalam mengelola sekolah tersebut sehingga pendidikannya maju dengan pesat.
Rd. Dewi sartika menginginkan kaum wanita harus mencapai kemajuan dalam segala bidang tanpa melakukan kodratnya, agar senantiasa menjadi istri binangkit Ibu teladan yang penuh dengan kesabaran, ramah dan riang baik lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Untuk mencapai tujuan itu Rd. Dewi sartika telah mengorbankan segalanya baik pikiran, tenaga maupun harta. Misalnya pada waktu itu benar- benar kekurangan biaya, maka Rd. Dewi sartika berani menggadaikan kalung perhiasannya, semata - mata untuk biaya penyelenggaraan pameran di sekolahhya. Bahkan rumah beliau pun yang terletak di kebuon kalapa ( sekarang terminal bus ) dijual dan dibelikan pada sebidang tanah untuk mendirikan bangunan sekolah .sedangkan beliau sendiri menempati rumah kontrakan .
Demikian ketulusan dan keihlasan serta Dharma bakti Rd. Dewi sartika dalam membinasekolah untuk kemajuan pendidikan. wanita sunda ( Jawa Barat ) pada khususnya dan pendidikan rakyat Indonesia pada umumnya, sehingga pada akhir riwayat pun beliau tidak mempunyai rumah lagi.
Atas jasa – jasanya dalm lapangan pendidikan bagi anak – anak gadis dalam rangkausah meningkatkan harkat derajat kaum wanita Indonesia pada tingkat yang lebih baik, pada ulang tahun beliau yang ke- 25, yaitu pada tahun 1929, Rd. Dewi sartika di anugrahi tanda jasa “Bintang perak”oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda dan pada tahun 1934 untuk sekolahnya diberi gedung baru yang berlokasi di jalan kebon cau.
Pada tanggal 16 januari 1939, Rd.Dewi sartiaka menghadiri ulang tahun sekolahnya yang ke –35 .perayaannya mendapat sambutan baik dari warga masyarakat Jawa Barat khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya bahkan pemerintah waktu itu. Akan tetapi enam bulan kemudian pada tanggal 25 juli1939 ia terkerna musibah suaminya meninggal dunia, walupun demikian Rd. tidak patah semangat ,beliau terus melanjutkan perjuangannya untuk mendidik kaum wanita sehingga pdatahun 1940 Rd.Dewi sartika mendapat jasa kerajaan sebagai “ Ridder in the orde van oranje nassau”untuk pengabdianya sebagai pendidik pertama untuk anak gadis.
Selain mendidik anak gadis Rd. juga sering di undang organisasi – organisasi kewanitaan untuk mengisi ceramah tentang pendidikan dan emansipasi wanita, dan itu hanya banyak dilakukannya di Jawa Barat, akan tetapi ia pernah di undang ke tegal di sekolah kartini semarang dan pernah mengisi kongres ceramah di Surabaya.
Ketika Belanda menyerah kalah kepada Jepang pada tanggal 8 maret 1942. pada saat itu keadaan pusat pemerintahan di Jawa Barat menjadi sangat genting. Dalam keadaan demikian sekolah Rd. Sewi tidak luput dari pengedoran bala tentara Jepang..Akhirnya sekolah yang dibangunnya dengan susah payah pada tahun 1904 mengalami pembekuan bahkan diambil alih oleh Jepang dan semua guru – guru yang mengajar di situ di berhentikan dan digantikan oleh guru- guru dari pemerintahan Jepang. Sejak saat itu ia tidak sanggup lagi untuk membimbing anak di aekolahan karena sering sakit.
Sejarah terus berlalu ,sampai akhirnya Indonesia terlepas dari belenggu penjajah dan merebut kembali kemerdekaan.begitu pula dengan di Jawa Barat peristiwa “Bandung Lautan Api” pada tanggal 24 maret 1946 sebagai reaksi perjuangan bangsa Indonesia menentang agresi sekutu dan nica. Rd. Dewi Sartika dan keluarganya mengungsi keluar kota Bandung. Mula- mulanya beliau ke leuwi panjang terus ke Ciparay. Dalam keadaan sakit beliau terus mengungsi bersama anak,menantu dan cucunya mengungsi ke Garut. Beliau tinggal di hotel ngamplang. Karena keadaan yang memaksa meskipun beliau dalam keadaan sakit memaksakan untuk mengungsi lagi ke Ciamis dan sampai di Cinean di lereng gunung . karena sakit beliau semakin keras beliau terpaksa di bawa kermah sakit terdekat yaitu Rumah sakit Cineam dalam perawatan Dr.Sanitioso, pada tanggal 11 september 1947 jam 09.00 pagi Raden Dewi sartika meninggal dunia.dan pada tahun 1951 makamnya dipindahkan ke makam keluarga yaitu makam para Bupati Bandung di jalan karang Anyar Bandung.
2. Sejarah singkat R.A Kartini
R.A Kartini dilahirkan pada tanggal 21 April 1879 di mayong kabupaten Jepara, sebagai putra kelima putra dari Rd. Mas Adipati Ario Sostroningrat,Bupati jeparayang memerintah dari tahun 1880 – 1905 salah seorang bupati yang pertama kali mendapatkan pendidikan barat, Ibunya bernama Mas Ajeng ngasirah, putrid dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Madironoseorang guru dan ahli agama di Desa Teluk Awur Jepara kartini mendapati pendidikan sampai tamat ELS ( Europeesche lagere School) yang merupakan sekolah dengan pengantar bahasa Belanda di Jepara dan tidak berhasil melanjutkan pelaran ke HBS.semarang karena dilarang oleh ayahnya. Pada waktu kartini sudah berumur 12 tahun yang sudah di anggap “ remaja Putri “ suatu usia yang mulai menurut adat harus di “pingit”, selam abersekolah kartini mendapat teman – teman orang Belanda dan berkenalan dengan alam pikiran dan pengetahuan Barat. Dengan bertambah usia dan pengetahuan yang diperolehnya melalui membaca menimbulkan keyakinan pada dirinya betapa rendah kedudukan kaumnya.
Putri bangsawan wajib membimbing dan memimpin kaum wanita mencapai kemajuan.Kartini sebenarnya ingin mengikuti jejek temannya Lessy untuk meneruskan pelajaran kesekolah guru di Negeri Belanda,akan tetapi tidak tidak terlaksana, Ia bercita – cita ingin menjadi guru bagi para anak Bupati, tetapi usul Abendanon itu untuk mendirikan sekolah itu di tolak oleh pemerintah Belanda atas desakan para Bupati yang merasa keberatan.Di dalam Kabupaten Jepara ia mendapat ruang kerja sendiri, temapat membaca buku dan menulis surat kepada kenalannya yang kebanyakan mempunyai kedudukan didalam masyarakat. Diantara teman – teman kartini yang telah ia kirimi surat adalah orang Belanda terpelajar yang tergolong kelompok etis di dalam pemerintahan seperti J.H.Abendano, Direktur Dept.Pendidikan,pemimpin partai social Demokrat pankol, penginjil daerah Toraja N. Andriani.
Surat kartini menunjukan persahabatannya yang dalam dan cita- cita untuk membebaskan kaum wanita dari keterbelakangan di bidang pendidikan serta penentangan terhadap adat kuno yang menghambat kemajuan wanita. Dalam surat – suratnya di bicarakan tentang pergaulan dalam lingkungan ,keadaan rakyat yang terbelakang dan sengsara adat – Istiadat kuno seperti pemberian hormat dan pingitan terhadap anak gadis, perkawinan yang merendahkan derajat wanita, ia juga mengecam pejabat Belanda yang tidak menaruh perhatian terhadap rakyat banyak, hanya menaruh hormat pada para Bupati serta menunda – nunda perluasan pendidikan bagi orang bumi putra karena dianggap membahayakan kedudukan pemerintah hindia Belanda. Surat – surat yang dikiraim pada sahabatnya itu di bukukan dengan nama “Van Duisternis tot licht” yang diterjemahkan pada bahasa Indonesia yaitu “habis gelap terbitlah terang”. Sebelum menikah ia mulai menjalankan apa yang ia cita- citakan mendirikan sekolah kecil – kecilan di dalam kabupaten untuk anak pegawai negri. Masa pingitan kartini berakhir ketika ia akan dikawinkan dengan raden Adipati Ario Joyodiningrat, Bupati lembang pada tanggal 2 nopember 1903. sebagai Rd. Ayu Bupati lembang ia tetap bertekad untuk melaksanakn cita – citanya yang juga ternyata dibantu juga oleh suaminya kurang lebih setahun setelah menikah, kartini meninggal setelah melahirkan putranya yang pertama pada tanggal 17 september 1904.
Ia dimakamkan di paserean keluarga di desa Bulu, kurang lebih 22 km dari selatan Rembang. Pada tahun 1921 didirikan Fonds kartinidi Denhag untuk membiayai “ Sekolah Kartini dengan bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar, yang telah didirikan di Semarang Jakarta, Malang, Bogor. Pada tahun 1912 telah di buka sekolah kartini yang pertama di semarang atas dorongan Mr. Deventer.
3. Pergerakan wanita
ٍٍ Sebagai realisasi dari cita – cita kartini dalam memajukan pengajaran bagi anak , perempuan. Maka timbullah pergerakan wanita yang awalnya hanya perkumpulan kecil biasa, perkumpulan wanita ini didirikan sebelum tahun 1920 pada dasarnya masih terbatas sifat dan tujuannya yaitu menuju perbaikan kedudukan wanita dalam perkawinan dan hidup keluarga serta memper tinggi kecakapan sebagai ibu pemegang rumah tangga . Caranya yaitu menambah pengajaran, memperbaiki pendidikan dan mempertinggi kecakapan khusus untuk wanita.
Perkumpulan yang telah didirikan yaitu “ putrid mardika” di Jakarta pada tahun 1912 dengan bantuan Budi Utomo yang bertujuan untuk memajukan pengajaran anak – anak perempuan dengan memberikan penerangan dan sokongan uang, memprtinggi sikap merdeka dan tegak dan melenyapkan tidak malu – maluyang melampaui batas.
Perkumpulan “keutaman istri” merupakan perkumpulan di tanah pasundan yang didirikan oleh Rd. Dewi sartika, yang bertujuan untuk mengadakan rumah sekolah untuk anak perempuan. Pada tahun 1913 di Tasik Malaya,1916 di Sumedang dfan di cianjur, 1917 di Ciamis, 1918 di Cicurug.
Selain itu juga didirikan perkumpulan kaum ibu yang bertujuan untuk memajukan kecakapan wanita khususnya seperti memasak, menjahit, merenda,pemeliharaan anak. Perkumpulan ibu – ibu tersebut salah satunya adalah “Pawiyatan Wanita”, di magelang pada tahun 1915 dan “wanita hadi” di Jepara, “wanita susilo”di pemalang pada tahun 1918 dan masih banyak lagi organisasi- organisasi perkumpulan lainya seperti Aisyiah yang merupakan kumpulan wanita yang bersifat agama, sapa tresna dan kerajinan Aman setia
Perkumpulan wanita yang didirikan setelah tahun 1920 dibagi menjadi tiga golongan yaitu:
1. perkumpulan wanita yang merupakan bagian dari partai politik seperti PKI, SI ( bagian dari ini adalah wanudiyo utomo ), Muhamadiyah ( bagian dari inim adalah Aisyiah ), Sarekat Ambon ( bagian dari ini adalah Ina tumi ).
2. Perkumpulan dari para wanita terpelajar yang bertujuan untuk menyebarkan pengetahuan dan kepandaian yang khusus misalnya “wanita Utomo” dan “wanita Mulyo” yang didirikan di yogyakarta pada tahun 1920, ”Putrid Budi Sejati “di Surabaya dan sebagainya.
3. Organisasi pemudi terpelajar yang merupakan bagian dari perkumpulan pemuda yang sudah berdiri misalnya “ Putri Indonesia” ( bagian dari wanitadari pemuda Indonesia ).
Setelah organisasi itu semua terkumpul mereka mengadakan kongres I yang diadakan oleh wakil – wakil dari tiga golongan organisasi tersebut seperti Ny. Sukanto dari Wanita Utama, Nyi Hajar Dewantara dari taman siswa yang merupakan bagian dari wanita, kongres tersebut diadakan di yogyakarta pada tanggal 22 – 25 Desember 1929. tujuannya untuk mempersatukan usaha dan cita – cita untuk memajukan wanita Indonesia, mengadakan gabungan atau perikatan diantara perkumpulan wanita.
Dalam rapat terbuka tersebut dibicarakan soal nasib wanita dalam perkawinan dan keluarga, poligami dan sebagainya. Hasil kongres itu adalah terbentuknya gabungan ( federasi ) perkumpulan wanita yang dinamakan “perikatan perempuan Indonesia ( PPI) yang di pimpin oleh Ny. Sukanto dengan tujuan nya yaitu memberikan penerangan dan perantara kepada perkumpuilkan yang menjadi anggota, mendirikan dana belajar untuk anak perempuan yang pandai tetapi tidak mampu , berusaha mengadakan kursus kesehatan,menentang perkawinan anak – anak dan memejukan kepandaian bagi anak- anak perempuan.
Selain itu dalam kongres juga memutuskan bahwa pada tanggal 22 Desember menjadi peringatan “hari ibu” dengan menyatakan bahwa peringatan hari ibu tiap tahun dan diharapkan dapat memberikan kesadaran akan kaum wanita Indonesia akan kewajibannya sebagai ”ibu bangsa”.
KESIMPULAN
Pendidikan kaum wanita pada zaman penjajahan begitu sangat terbelakang sekali, sebab pendidikan pada saat itu hanya bisa dinikmati oleh orang – orang yang memiliki jabatan dalam pemerintahan saja, apalagi untuk anak perempuan selain karena penjajahan juga adat – istiadat yang mengakar dalam kehidupan pada masa itu adalah adanya keepercayaan bahwa perempuan itu tidak harus mampu membaca, menulis, berhitung, dan keahlian lainnya. Menurut mereka perempuan itu hanya memiliki satu kewajiban saja yaitu mengabdi pada suami setelah mereka menikah, dengan suami yang dipilihkan oleh orang tuanya.
Keadaan bangsa Indonesia pada saat itu sangat menyedihkan sekali apalagi untuk kaum perempuan, Oleh karena itu, sampai datanglah dua pejuang perempuan yang sangat mulia sekali mereka berdua berkeinginam untuk membangkitkan kaum perempuan pada kemajuan dan menjauhkan mereka dari adat – istiadat yang membawa mereka pada keterbelakangan.
Para pejuang itu adalah Rd. Dewi Sartika yang berasal dari daerah Jawa Barat dan R.A. Kartini yang berasal dari Jawa Tengah, meskipun merekaberdua berbeda daerah, tetapi mereka mempunyai tujuan yang sama yaitu memajukan perempuan khususunya di bidang pendidikan. Karena menurut mereka perempuan yang berpendidikan akan melahirkan para generasi bangsa yang berkualitas pada suatu saat nanti. Meskipun kehidupan wanita itu erat kaitannya dengan rumah tangga akan tetapi wanita yang berpendidikan dalam mengurus runmah tangganya akan berbeda dengan orang yang tidak merasakan pendidikan.
Perjuangan yang mereka lakukan dengan cara tersendiri agar cita- cita mereka itu tercapai untuk memajukan perempuan, hingga tiba saatnya mereka berkumpul semua dalam suatu perkumpulan yang mempunyai tujuan sama yaitu memajukan perempuan yang dinamakan “perikatan perempuan Indonesia “. Dalam perkumpulan tersebut banyak sekali dibahas mengenai masalah perempuan dan berbagai solusinya. Bahkan dalam kongres itu juga telah ditetapkan tanggal yang dikhususkan untuk memperingati hari ibu yaitu pada tanggal 22 Desember yang bertepatan dengan awal pertama kali kongres tersebut mengadakan pertemuan.
RESUME
Menenai tokoh pergerakan Indonesia
R.A KARTINI DAN DEWI SARTIKA
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah SPU
pada tanggal 21 maret 2007 di semester dua jurusan PAI
masa Daulah bani Abbasiyah,
BAB I
PENDAHULUAN
Masa kejayaan islam mengalami puncak keemasan adalah pada masa Daulah bani Abbasiyah, pada masa itu berbagai kemajuan dalam segala bidang mengalami peningkatan seperti bidang pendidikan, ekonomi, politik dan sistem pemerintahan nya. Masa keemasan yang terjadi pada masa daulah bani Abbasiyah terjadi disaat masa kholifah Harun Ar- rasyid, dikala ia memimpin pemerintahan tersebut semua bidang dalam pemerintahan mengalami kemakmuran, karena adanya sistem pembayaran pajak dari hasil bumi yang dikelola kembali untuk kepentingan rakyatnya.
Oleh karena itu masyarakat merasakan kesejahteraan pada masa pemerintahan harun ar- rasyid tersebut. Selain dari kepempinan, kemajuan dan kejayaan islam pada masa daulah bani abbasiyah terjadi karena adanya gerakan penerjemahan yang dilakukan oleh orang – orang yang di utus oleh pemerintah bahkan mendapat bayar yang besar dari pemerintahan. Berbagai buku yang berasal dari bahasa Persia dan yunani mulai diterjemahkan kedalam bahasa arab pada masa itu. Pada masa itu juga lahir berbagai ahli filsafat islam seperti ibnu sina, al – farabi, ar- raji dan berbagai ahli filsafat ilmu yang lainnya.
Para ahli filsafat islam tersebut tidak hanya mendalami satu ilmu melainkan keseluruhan dalam bidang ilmu, seperti kedokteran, matematika, filsafat, astronomi dan sebaginya. Sehingga tidak aneh kalau pada masa pemerintahan daulah bani Abbasiyah mengalami puncak keemasan dan kejayaan. Karena dalam pemerintahan daulah bani Abbasiyah banyak silih berganti kepemimpinan, dan hal itu juga yang secara tidak langsung yang menyebabkan kemunduran dan kehancuran dari daulah bani Abbasiyah tersebut. Kemungkinan besar karena kurangnya kecakapan dari pemerintah yang memimpin negara, selain itu juga banyak pejabat pemerintahan yang hanya mementingkan kepentingan sendiri tanpa memperhatikan kepentingan rakyatnya, sehingga banyak terjadi korupsi dan ajang menikmati kemewahan untuk memperkaya dirinya, akibatnya pengeluaran kas negara lebih banyak dari pada pemasukan negara. Hingga muncullah berbagai faktor intern maupaun akstern yang menyebabkan kemunduran daulah bani Abbasiyah hingga akhirnya hancur.
Karena untuk membangun kembali sesuatu yang telah terjadi adalah dengan mempelajari sejarah sebagai cerminan untuk berhati – hati, sehingga teliti agar dapat menghindari hal- hal yang menghambat terbangunnya itu dan hal yang menyebabkan kehancurannya itu. sehingga kita termotivasi untuk membangun kembali peradaban islam dan dapat membangun kejayaan islam Pada masa sekarang.
b. Rumusan masalah
Dalam pembahasan makalah ini kami membahas masalah yang berkaitan dengan sejarah peradaban islam daulah bani abbasiyah meliputi :
a. Asal mula daulah bani abbasiyah
b. Bentuk pemerintahan dari daulah bani abbasiyah
c. Masa kejayaan dan Kemajuan dari daulah bani abbasiyah
d. Masa kemunduran daulah bani abbasiyah
C. Metode
Metode yang kami gunakan dalam pembuatan makalah ini adalah metode literatur dengan menggunakan beberapa sumber buku yang berkaitan dengan masalah sejarah peradaban islam mengenai daulah bani abbasiyah.
d. Tujuan
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur dengan berkelompok untuk bahan diskusi mata kuliah sejarah peradaban islam, selain itu juga untuk menambah pemahaman pada diri kita mengenai sejarah peradaban islam pada masa daulah bani abbasiyah, sehingga kita memahami dan mengerti agar menjadi cerminan dari sejarah tersebut untuk dapat membangun kembali sejarah peradaban islam pada masa kini dan yang akan datang agar islam ini benar- benar berjaya di muka bumi ini. Aamin
BAB II
PEMBAHASAN
PERKEMBANGAN DAN PERADABAN PADA MASA DAULAH ABBASIYAH
A. Asal - mula Daulah Abbasiyah
Peradaban islam mengalami kejayaan pada masa Daulah Abbasiyah ,mulai dari perkembangan ilmu pengetahuan sangat maju karena adanya penerjemahan naskah – naskah asing terutama yang berbahasa Yunani kedalam bahasa Arab, didirikannya perpustakan BaitAl-Hikmah dan terbentuknya ilmu pengetahuan dan keagamaan sebagai buah dari kebebasan berpikir.kemajuan peradaban Abbasiyah sebagian disebabkan oleh stabilitas politik dan kemakmuran ekonomi kerajaan ini. Pusat kekuasaan daulah bani Abbasiyah berada di Bagdad. Daerah ini merupakan tempat bertumpu pada pertanian dengan sistem irigasi dan kanal di sungai Eufrat dan Tigris yang mengalir sampai Teluk Persia perdagangan juga menjadi tumpuan kehidupan masyarakat Bagdad yang menjadi kota transit perdagangan antara wilayah Timur dengan wilayah Barat , sebelum ditemukannya jalan laut timur Tanjung Harapan di Afrika selatan. Wilayah kekuasan ini membentang sepanjang 6500 km dari sungai Indus di India sampai keperbatasan barat Tunisia Afrika Utara, sedangkan.sebelah barat seluas 3000 km.
Penduduk daulah Abbasiyah terdiri dari berbagai etnik dan suku bangsa yang hidup diwilayah yang memiliki cuaca dan kondisi geografis yang sangat berbeda. Pemerintahan pada masa kekholifahan Daulah Abbsiyah dibagi pada masa :
1. Al – Syafah ( 749 – 754 ) 6. Al- Mansur ( 754 – 775 )
2. Al Mahdi ( 775 – 785 ) 7. Al – Hadi (785 – 786 )
3. Harun Al – Rasyid ( 786 – 809 ) 8. Al – Amin ( 809 – 813 )
4. Al – Ma’mun ( 813 – 833 ) 9. Al – Mu’tasim ( 833 – 842 )
5. Al – Wathiq ( 842 – 847 ) 10.Al Mutawakil ( 847 – 861 )
Ada beberapa alasan yang mengapa gerakan revolusi abbasiyah berhasil mendapat dukungan
1. Banyak kelompok umat yang tidak mendukung kekuasan Bani umayah yang korup, sekuler dan memihak sebagian kelompok.Abu al-Abbas yang menggerakan roda revolusi ini menggunakan ideology keagamaan untuk meruntuhkan legitimasi kekuasaan Bani Umayyah. Isi dari legitimasi keagamaan untuk menggantikan Bani Umayyah dalam memimpin umat islam.
2. Dia memuji dan membela islam serta bersyukur pada Tuhan.Kemudian, dia berbicara mengenai keluarganya sendiri, bahwa ketakwaanya dan kedekatan kekerabatannya dengan Nabi Muhammad. Argumentasi ini sangat menarik dukungan terutama dari kalangan Syi’ah yang percaya bahwa kekhalifahan adalah hak keluarga Nabi Muhammad.
3. Propaganda politik Abbasiyah adalah mengenai pembagian kekayaan negara yang adil sebagaimana yang dijalankan pada masa Khulafa Rasyidin sebelum Bani Umayyah memonopoli kekayaan ini. Menurut propaganda ini,menggulingkan kekuasaan Bani Umayyah diperintahkan oleh agama karena komitmen mereka dalam menegakan syariat Islam sangat rendah.Bani Abbas meyakinkan para pendukungnya bahwa Bani Umayyah tidak memerintah umat berdasarkan ajaran Muhammad Rasulullah.memberontak terhadap kekuasaan Bani Umayyah tidak hanya hak bagi setiap umat tetapi juga kewajiban.
4. Suporter gerakan Abbasiyah yang utama dalam menggulingkan kekuasaan Bani Umayyah adalah para mawali keturunan Persia yang tingal di wilayah khurasan .kekuatan tentara dan sejatalah yang menetukan dalam mengguling kan imperium bani umayah yang masih memiliki pasukan yang kuat . karena itu abu al abbas sengaja merekrut orang orang khurasan yang di kenal sangat kuat ,pemberani dan ahli srtategi perang sebagai tulang pungung kekuatan militernya[1] .sukses berkat organisasi tentara yang di persenjatai dan diorganisi dengan baik. Abu muslim al khurasan dapat mempersatukan dan memimpin pasukah yang terdiri dari orang orang arab dan non – Arab yang di perlakukan setara. Pasukan abbasiyah menghacurkan kekuatan kholifah umayah terahir , marwan bin Muhammad yang sempat melarikan diri kemesir sebelum terbunuh didesa busir pada bulan agustus 750. kholifah abbasiyah mengangap kekuasaanya berasal dari tuhannya (divine origin) dan menjadi penuntun yang benar bagi masyarakat muslim. Sehingga banyak para kholifah yang menjadi pelindung para ilmuan dan ulama[2]
B .Bentuk pemerintahan
1. khalifah abbasiyah pertama Abu al-Abbas Abd alloh bin Muhammad As –saffah di umumkan di masjid agung di khufah pada 132 H 749 M. As –saffah, dalam pemerintahannya ia melakukan:
a. Sang penumpang darah dengan dukungan dari paman pamannya berusaha membersihkan sisa - sisa kekuatan Bani umayyah.
b. Revolusi sosial dan politik ini dilakukan untuk mereformasi dinasti umayyah agar sesuai dengan ajaran murni islam. mereka menggulingkan kekuasaan daulah Bani umayyah yang di anggap korup, dekaden, otoriter dan sekuler.[3]
c. Wilayah timur imperium, khurasan, belum sepenuhnya dapat di kontrol pemerintah pusat tetapi masih di kuasai secara otonomi oleh gubernur bu muslim .ketika as –asaffaah meningal pada 134 751 .pemerintah abbasiyah di bawah kendali adiknya.
d. Abu jafar abd alloh bin Muhammad Al – mansur ( 709 813 ) setelah dapat mengalahkan pamannya Abdallah bin ali ,yang berusaha juga menjadi kholifah.
2. Pemerintahan Masa Al – Mansur
1. Dikatakan sebagai tahun perjuangan dan konsolidasi kekuasaan abbasiyah.
2. Visi politik dan pendekatan pragmatis khalifah sangat berperan dalam menjaga stabilitas pemerintah.
3. Merupakan Tulang punggung kekuatan Abbasiyah.. Al – mansur meningal karena sakit dalam suatu perjalanan haji kelima bersama rombongan keluarga dan pembesar abbasiyah dalam usia sekitar 65 tahun setelah memerintah selama lebih dari 21 tahun [4].
4. Pengangkatan wazir sebagai koordinator departemen [5] wazir pertama adalah khalid ibnu barmak yang berasal dari persia
5. membentuk protokol negara, sekertaris negara, kepolisian negara, disamping angkatan bersenjata dan lembaga kehakiman negara.[6]
3. Pemerintahan Al –mahdi
1. sangat popular karena lebih lunak pada lawan politiknya, lebih dermawan dan lebih berperan dalam membela islam.
2. khalifah yang bernama Abu abdulloh Muhammad, abdulloh ini sejak usia 15 tahun telah ikut memimpin pasukan di medan peperangan.
3. perubahan penting terjadi fraksi politik khurasan dan sekelompok militer mulai menjadi saingan keluarga keturunan abbas.
4. Sebagian kalangan biroksi seperti secretariat kerja ( kuttab ) mulai menjadi kelompok lain .orang –orang non arab berasal dari budak yang telah di merdekakan.
5. Sebelum meningal Al – mahdi telah mempersiapkan dua anaknya, Al – hadi dan harun al – rasyid, untuk bergiliran mengantikan kekuasaanya, mereka di latih untuk ikut aktif mengurus jalannya pemerintah dan sesekali memimpin pasukan di medan pertempuran. Alasan al – mahdi mengangkat dua orang putra mahkota adalah agar kekuasaan abbasiyah tetap di tangan keluarga keturunan. Al – abbas. Setelah al –mahdi meningal, putra mahkota pertama, al – hadi.
4.Pemerintahan di masa Al – Hadi.
Dalam pemerintahan dia mengedalikan kerajaan dengan keras, sesuai dengan karakternya yang kasar dan mudah tersinggung. Al – hadi kurang menghargai orang orang non arab ( mawali ) dan kelompok syiah yang dulu menjadi tulang pungung kekuatan revolusi abbasiyah. Ia melangar keputusan ayahnya yang mengangkat saudaranya, harun untuk mengantikan tahtanya setelah meningal dengan mengangkat anaknya sendiri ja’far, sebagai putra mahkota akan tetapi dia meninggal secara tiba –tiba, sehingga semua yang direncanakan gagal.
5. Pemerintahan Harun Al-Rasyid
1. Dengan gelar Al - rasyid ( yang terbimbing ) , Abu ja’far harun bin Muhammad menjadi khalifah abbasiyah keempat pada 15 september 786, merupakan khalifah yang berhasil.
2. Pada masa pemerintahan ini, kondisi kerajaan terlihat lebih damai dengan kekayaan yang berlimpah ruah. Perkembangan peradaban juga sangat tinggi
3. Dia sangat dermawan terutama pada para penyair dan penyanyi yang memujanya. Namun, dia cenderung mengabaikan urusan keseharian yang diserahkan sepenuhnya pada para menterinya seperti keturunan barmak dan ibn al-rabi’.
4. Hanya dalam dua bidang ia terjun langsung yaitu memimpin pasukan yang diarahkan kedaerah kekuasaan Byzantium diwilayah bagian barat imperium Abbasiyah dan mengatur urusan administrasi
5. Daerah taklukan. Untuk itu, Khalifah Harun al Rasyid membangun angkatan laut. Dan menekuni administrasi keuangan.
6. Dermawan terhadap para penyair, perempuan, dia masih banyak meninggalkan banyak harta setelah meninggal.
Harun al-Rasyid menyiapkan dua anaknya untuk menjadi putra mahkota yaitu Muhammad atau al-amin yang dihadiahi wilayah Abbasiyah bagian barat dan Abdullah atau al-ma’mun yang diberi otonomi yang luas untuk mengatur wilayah Abbasiyah di bagian timur.setelah mengambil sumpah kedua putra mahkota di depan kabah untuk tidak saling berperang,Harun al rasyid masih menjabat sebagai khalifah sampai sekitar enam tahun yang merupakan periode anti klimaks. Karena sakit dan kelelahan ketika memimpin ekspedisi perang kedaerah khurasan, ia meninggal pada 809 m dengan meninggalkan api dalam sekam.
Harun al-Rasyid adalah khalifah yang banyak memanfaatkan kekayaan negara untuk keperluan sosial :mendirikan rumah sakit, Lembaga pendidikan kedokteran dan lembaga pendidikan farmasi,serta pemandian umum.bahkan memiliki sekitar 800 dokter.
Pada masa Harun al-Rasyid, institusi ini bernama Khizanah al-Hikmah (Hasanah kebijaksanaan) yang berfungsi sebagai perpustakaan dan pusat penelitian.Sejak 815 M
6. pemerintahan Al - Amin
Putra mahkota tertuanya dari Al- rasyid, Al - amin tidak bersedia membagi kekuasaanya dengan saudaranya al-mamun dengan mengangkat anaknya sendiri yang masih kecil menjadi putra mahkota dan perang saudara pun tak terelakan lagi. [7]
7. Pemerintahan Al- Am’mum
Kekuatan Al-Ma’mun bertumpu pada dua pondasi yaitu keluarga Tahir yang telah berjasa mengalahkan pasukan Al-Amin ,dan saudara Al-Ma’mun sendiri, Abu ishaq yang kemudian dikenal dengan Al-Mu’tasim.pada 827,al-Ma’mun memindahkan pusat kekuasaannya dari wilayah timur ke Bagdad.Dia juga berusaha memperkokoh pemerintahan dengan berusaha mengakhiri pemberontakan dan menguasai kembali pemerintahan propinsi. Dia mengubah nama khizanat al- hikmah menjadi Bayt Al- hikmah yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan buku – buku kuno yang didapat dari Persia, Bizantum, Etiopia dan India. Di bayt Al- hikmah juga terdapat observatorium astronomi untuk meliputi perbintangan.
C. Kemajuan pada masa Daulah bani Abbasyiah
Kemajuan yang terjadi pada masa daulah bani Abbasiyah disebabkan oleh dua hal:
1. Terjadinya Asimilasi antara bangsa- bangsa arab dengan bangsa lainyang terlebih dahulu mengalami perkembangan dalam bidang pengetahuan.Asimilasi berlangsung secara efektif dan bernilai guna. Bangsa –bangsa itu memberi saham tertentu dalam perkembangan agama islam, pengaruh dari Persia sangat kuat yaitu dalam bidang pemerintahan, selain itu juga dalm bidang perkembangan ilmu, filsafat dan sastra.[8] Pengaruh dari India telihatdalam bidang kedokteran, ilmu matematika dan Astronomi[9]
2. Sedangkan pengaruh dari yunani masuk melalui terjemahan – terjemahan dalam bidang ilmu, terutama filsafat.
3. Kemajuan dalam bidang terjemahan berlangsung dalam tiga fase. Fase pertama, pada masa kholifah Al- mansur hingga harun ar- rasyid. Pada fase ini yang banyak diterjemahkan adalah karya – karya dalam bidang astronomi ( mathiq ). Fase kedua masa kholifah Al- ma’mum hingga tahun 300H. buku – buku yang diterjemahkan adalah dalam bidang filsafat dan kedokteran. Fase ketiga berlangsung pada masa setelah 300 H terutama setelah adanya pembuatan kertas. Bidang – bidang ilmu yang diterjemahkan semakin luas.[10]
C.1.Gerakan penerjemahan
Pada awal penerjemah, naskah yang diterjemahkan dalam bidang astrologi, kimia dan kedokteran.kemudian,naskah-naskah filsapat karya Aristoteles dan plato jugu diterjemahkan .Dalam masa keemasan, karya yang diterjemahkan kebanyakan tentang ilmu-ilmu pragmatis seperti kedokteran.Namun karya-karya puisi,drama cerpen dan sejarah jarang diterjemahkan karena bidang ini dianggap kurang bermanfaat dan dalam bahasa Arab sendiri.
Upaya besar-besaran untuk menerjemahkan manuskrip-manuskrip berbahasa asing terutama bahasa Yunani dan Persia ke dalam bahasa Arab mengalami masa keemasan pada masa Daulah Abbasiyah. Para imuwan diutus ke daerah Bizantium untuk mencari naskah- naskah Yunani dalam berbagai bidang ilmu terutama filsafat dan kedokteran. Sedangkan di Persia terutama dalam bidang tata negara dan sastra. Para penerjemah tidak hanya dari kalangan islam saja tetapi juga dari pemeluk agama Nasrani dari Syiria dan Majusi dari Persia. Biasanya naskah berbahasa Yunani diterjemahkan ke dalam bahasa Syiria kuno dulu sebelum ke dalam Bahasa Arab. Hal ini dikarenakan para penerjemah biasanya adalah para pendeta Kristen Syiria yang hanya memahami Bahasa Yunani dan bahasa mereka sendiri yang berbeda dari Bahasa Arab. Kemudian, para ilmuwan yang memahami Bahasa Syiria dan Arab menerjemahkan naskah tersebut ke dalam Bahasa Arab.
Pelopor gerakan penerjemah pada awal pemerintahan Daulah Abbasiyah adalah Khalifah Al- Mansur yang juga membangun ibukota Baghdad. Dia mempekerjakan orang- orang Persia yang baru masuk islam, seperti Nawbaht, Ibrahim al- fazari, dan Ali Ibn Isa untuk menerjemahkan karya- karya berbahasa Persia dalam bidang Astrologi ( ilmu perbintangan ) yang sangat berguna bagi kafilah dagang baik melalui darat maupun laut. Buku tentang ketatanegaraan dan politik serta moral seperti Kalila wa- Dimna dan Sindhind dalam Bahasa Persia diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab. Selain itu, manuskrip berbahasa Yunani seperti Logika karya Aristoteles, Almagest karya Ptolemy, Arithmetic karyua Nicomachus dari Gerasa, Geometri karya Euclid juga diterjemahkan.
Penerjemahan secara langsung dari Bahasa Yunani ke dalam Bahasa Arab dipelopori oleh Hunayn ibn Ishaq (w. 873), seorang penganut Nasrani dari Syiria. Dia memperkenalkan metode penerjemahan baru yaitu menterjemahkan kalimat, bukan menterjemahkan katas per-kata. Karena struktur kalimat dalam bahasa Yunani berbeda dengan struktur kalimat bahasa Arab. Selain itu, untuk memperoleh keakuratan dan keotentikan naskah,Hunain juga menggunakan metode penerjemahan dengan memperbandingkan beberapa naskah untuk mendapatkan naskah yang paling otentik yang kini dikenal dengan metode filologi.Gerakan penerjemahan ini sangat didukung oleh Khalifah al-Ma’mum yang membayar mahal hasil penerjemahan. Bahkan dia pernah membayar hasil penerjemahan setara bobot emas. Karena keinginanya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan sebagai super power dunia ketika itu, al-Ma’mum membentuk Tim penerjemah yang terdiri dari Hunain ibn Ishaq sendiri, dibantu anaknya, Ishaq dan keponakannya, hubaish, serta ilmuan lain seperti Qusta ibn Luqa, seorang beragama Kristen jacobite, Abu Bisr Matta ibn Yunus Seorang Kristen Nestorian,Ibn ‘Adi, Yahya ibn Bitriq dan lain-lain.Tim ini bertugas Menerjemahkan naskah-naskah Yunani terutama yang berisi ilmu-ilmu yang sangat di Perlukan seperti kedokteran.Keberhasilan penerjemah juga didukung oleh fleksibilitas. Bahasa Arab dalam menyerap bahasa asing dan kekayaan kosakata bahasa Arab.
a. Pengaruh gerakan penerjemahan terlihat dalm perkembangan ilmu pengetahuan umum terutama dalam bidang filsafat, astronomi, kedokteran, kimia dan sejarah. Dalam bidang astronomi yang terkenal adalah Al- faraji sebagai Astronom islam pertama kali menyusun astrolobe. Al- fargani yang dikenal di eropa dengan nama Al- faragnus yang menulis ringkasan astronomiyang diterjemahkan kedalam bahasa latin oleh Gerard Cremon dan johanes hispalensis.[11]Dalam lapangan kedokteran dikenal nama Al-Razi dan Ibn Sina. Al-Raazi adalah tokoh pertama yang membedakan antara penyakit cacar dengan measles. Dia juga orang pertama yang menyusun buku mengenai kedokteran anak.[12]Sesudahnya, ilmu kedokteran berada di tangan ibn Sina.Ibn Sina yang juhga filosof, berhasil menemukan system peredarandarah pada manusia dan juga banyak mengarang buku tentang filsafat. Yang terkenal diantaranya ialah L-Sifa.
b. Dalam bidang optika Abu Ali A-Hasan ibn Al-Haythami,yang di Eropa dikenal dengan nama Alhazen, terkenal sebagai orang yang menentang pendapat bahwa, mata mengirim cahaya kebenda yang dilihat. Dia berpendapat bahwa logam seperti timah, besi, dan tembaga dapat diubah menjadi emas atau perak dengan mencampurkan suatu zat tertentu. Dibidang matematika terkenal nama Muhammad Ibn Musa Al-Khawarizmi,yang juga mahir dalaam bidang astronomi.Dialah yang menciptakan ilmu aljabar. Kata “aljabar” berasal dari judul bukunya, al-jabar wa al-Muqobalah.[13] Dalam bidang sejarah terkenal nama Al-Mas’udi. Dia juga ahli dalam ilmu gografi.
c. Tokoh-tokoh terkenal dalam bidang filsafat, antara lain Ibn Sina, dan Ibn Rusyd. Al-Farabi banyak menulis buku tentang filsafat, logika jiwa kengaraan, etika, dan interpretasin terhadap filsafat Aristoteles. Ibn Rusyd yang dibarat lebih dikenal dengan nama Averroes, banyak berpengaruh di Barat dalam bidang filsafat, sehingga disana terdapat aliran yang disebut dengan Averroisma.[14]
C.2. perkembangan dalam ilmu Agama
a. kalam mu’tazilah yang di gunakan sebagai madhab resmi negara pada masa pemerintahan Al –ma’mum
b. Hadis dan fiqih, ulama yang terlahir pada masa daulah bani Umayah dan meninggal pada masa daulah bani Abbasiyah adalah Abu hanifah karyanya adalah Al- fiqh al- akbar[15], murid dari Abu hanifah yaitu Abu yusuf yang menulis kitab Al- kharaj[16] yang masih dapat di baca hingga saat ini.Bidang hukum islam,karya pertama yang diketahui adalah Majmu al-Fiqih karya Zaid bin Ali (w.122 /740) yang berisi tentang fiqh Syi’ah Zaidah.Sebenarnya mazhab Hanafi adalah Abu Yusuf (w.182/798).Abu Yusuf menjadi hakim utma pada masa Harun al-Rasyid. Dia sendiri menulis kitab tentang berbagai macam pajak dalam islam termasuk zakat.
C.3.Dalam bidang pendidikan. Pendidikan dibagi dalam dua tingkat[17]yaitu:
a. Makhtab atau kuttab dan mesjid yaitu lembaga pendidikan terendah, tempat anak –anak mengenal dasar – dasar bacaan, hitungan dan tulisan, tempat para remaja belajar dasar – dasar ilmu agamaseperti tafsir, fiqih, hadis dan bahasa.
b. Tingkat pendalaman, para pelajar yang ingin memperdalam ilmunya pergi keluar daerah menuntut ilmukepada seseorang atau beberapa ahli dalam bidangnya masing –masing .pada umumnya apabila ilmu yang dituntut berupa agama biasanya pengajaran berlangsung di masjid atau di rumah guru yang bersangkutan, bagi pengusa yang ingin belajar biasanya dilaksankan di istana atau di rumah pejabat yang bersangkutan. Dengan berkembangnya lembaga pendidikan kemudian berkembang pula perpustakaan. Perpustakaan pada waktu itu merupakan sebuah universitas, karena disamping terdapat kitab- kitab disana juga dapat membaca, menulis dan berdiskusi.
C.4.Dalam bidang tafsir
Sejak awal telah dikenal dua metode penafsiran pertama, tafsir bi- Al-matsur yaitu interpensi tradisional dengan mengambil interpretasi dari nabi dan para sahabat. Kedua tafsir bi al- ra’yi yaitu metode rasional yang lebih banyak bertumpu kepada pendapat dan pikiran dari pada hadis dan pendapat sahabat. Kedua metode ini memang berkembang pada masa bani Abbas , akan tetapi jelas sekali bahwa tafsir bi al- ra’yi ( tafsir rasional )sangat dipengaruhi oleh perkembangan pemikiran filsafat dan ilmu pengetahuan.
C.4. Baitul Hikmah:dan observatorium
Al-Ma’mun mengembangkan lembaga
Ini dan diubah namanya menjadi Bait al-Hikmah. Pada masa ini,Baitul Hikmah dipergunakan secara lebih maju yaitu sebagai tempat penyimpanan buku-buku kuno yang didapat dari Persia, Bizantium dan bahkan Etiopia dan India.Di institisi ini,al-Ma’mun memperkerjakan Muhammad ibn Musa al-Hawarizmi yang ahli di bidang aljabar dan astronomi.Direktur perpustakan Baitul Hikmah sendiri adalah seorang nasionalis Persia dan ahli pahlewi, sahl Ibn Harun. Di bawah kekuasaan al-Ma;mun, Baitul Hikmah tidak hanya berfungsi sebagai perpustakan tetapi sebagai pusat studi dan riset astronomi dan matematika.
Baitul Hikmah dikuasai oleh satu mazhab penerjemah di bawah bimbingan Hunayn ibn Ishaq. Mereka menerjemahkan karya-karya keilmuan lain dari Galen karya-karya filsafat dan metafisika Aristoteles dan plato.Di Baitul Hikmah terdapat juga observatorium astronomi untuk meneliti perbintangan.
C.5. Perkembangan Ekonomi.
Ekonomi imperium Abbasiyah digerakan oleh perdagangan.Kebutuhan pokok dan mewah dari wilayah timur imperium diperdagangkan dengan barang-barang dari hasil wilayah barat.Dikerajaan ini,sudah terdapat berbagai macam indrustri seperti kain linen di mesir,sutra dari syiria dan irak,kertas dari samarqand,serta berbagai produk pertnian seperti gandum dari mesir dan kurma dari Iraq.
Hasil-hasil indrustri dan pertanian ini diperdagangkan keberbagai wilayah kekuasaan Abbasiyah dan negara lain. Karena indrustrialisasi yang muncul di perkotaan ini, urbanisasi tak dapat di bendung lagi.Perdagangan barang tambang juga semarak.Emas yang di tambang dari Nubia dan sudan barat (termasuk wilayah yang kini bernama Mali dan Niger) melambungkan perekonomian Abbasiyah.
Perdagangan dengan wilayah-wilayah lain merupakan hal yang sangat penting.secara bersamaan dengan kemajuan Daulah Abbasiyah, Dunasti T’ang di china juga mengalami masa puncak kejayaan sehingga hubungan perdagangan antar negara menambah semaraknya kegiatan perdagngan tingkat dunia. Kapal-kapal laut cina berlayar ke Bagdad, dilakukan melalui jalan darat melalui jalan sutra yang sudah digunakan sejak masa kuno.Barang-barang dari Eropa dan Afrika yang dikirim ke wilayah cina dan India pasti melalui Bandar-bandar dangang di Abbasiyah.Meski peperangan yang sporadik, Perdagangan dengan Byzantium di Eropa timur juga berlangsung,sedangkan Eropa barat masih dalam kegelapan.Perdagangan dengan kerajaan-kerajaan di wilayah Nusantara juga berlangsung dengan intensif.
D. kemunduran Daulah Bani Abbasiyah
Ada beberapa faktor yang menyebabakan keruntuhan pada masa Daulah Bani Abbasiyah diantaranya yaitu :
a. Persaingan antar bangsa
Khalifah abbasiyah didirikan oleh bani abbas yang bersekutu dengan orang-orang Persia. Persekutuan dilatarbelakangi oleh persamaan nasib kedua golongan itu pada masa bani umayyah berkuasa. Keduanya sama-sama tertindas. Setelalah khalifah abasiyyah berdiri, dinasti bani abbas tetap mempertahankan persekutuan itu. Menurut Stryzewska, ada dua sebab bani abbas memilih orang-orang Persia daripada orang Arab. pertama, sulit orang-orang Arab melupakan Bani Umayyah.Pada masa itu mereka merupakan warga kelas satu. Kedua, orang-orang Arab sendiri terpecah belah dengan adanya’ashabiyyah kesukuan. Dengan demikian, Khalifah Abasiyyah tidak ditegakan di atas’ashabiyah tradisional.
Meskipun demikian, orang-orang persia tidak merasa puas. Mereka menginginkan sebuah dinasti dengan raja dan pegawai dari Persia pula. Sementara itu, bangsa Arab beranggapan bahwa darah yang mengalir ditubuh mmereka adalah darah (ras) istimewa dan mereka menganggap rendah bangsa non-Arab di dunia Islam.
Selain itu, wilayah kekuasaan Abbasiyah pada periode pertama sangat luas, melalui berbagai bangsa yang berbeda, seperti Maroko, Mesir, Syaria, Irak, Persia, Turki dan India. Mereka disatukan dengan bangsa Semit. Kecuali Islam, pada waktu itu tidak ada kesadaran yang merajut elemen-elmen yang bermacam-macam tersebut dengan kuat. Akibatnya, disamping fanatisme kearaban, akibatnya disamping fanatisme keakraban muncul juga fanatisme bangsa- bangsa lain yang melahirkan gerakan syu’ubiyah.
Kebangsaan ini tampaknya dibiarkan berkembang oleh penguasa. Sementara itu, para kholifah menjalankan sistem perbudakan baru. Budak – budak bangsa Persia atau Turki dijadikan tentara atau pegawai.mereka diberi nasab dinasti dan mendapat gaji.Oleh bani Abbas, mereka dianggap sebagai hamba. Sistem perbudakan ini telah memepertinggi pengaruh bangsa Persia dan Turki bangsa. Karena jumlah kekuatan mereka yang besar, mereka merasa bahwa negara adalah milik mereka, mereka mempunyai kekuasaan atas rakyat berdasarkan atas kekuasaan kholifah.[18] Kecenderungan masing- masing bangsa untuk mendominasi kekuasaan sudah dirasakan sejak awal kholifah Abbasiyah berdiri.
b. Kemerosotan ekonomi
Pada periode pertama, pemerintahan Abbasiyah merupakan pemerintahan yang sangat kaya. Dana yang masuk lebih besar dari yang keluar hingga Bait Al- mal penuh dengan harta[19]. Pertambahan dana yang besar diperoleh antara lain dari Al- kharaj semacam pajak hasil bumi.
Setelah kholifah memasuki periode kemunduran, pendapatan negara mulai menurun, sementara pengeluran meningkat lebih besar. Hal itu terjadi karena makin menyempitnya wilayah kekuasan, banyak terjadi kerusuhan yang mengganggu perekonomian rakyat, diperingankannya pajak dan banyaknya dinasti – dinasti kecil yang memerdekakan diri dan tidak membayar upeti lagi. Sedangkan pengeluaran negara terus membengkak karena kehidupan para kholifah dan pejabat semakin mewah, jenis pengeluaran pun makin beragam dan para pejabat banyak melakukan korupsi.
c. Konflik keagaman
Munculnya gerakan yang dikenal dengan gerakan zindiq adalah mengoda rasa keimanan para kholifah. Al- mansur mencoba memberantasnya, Al- mahdi mendirikan jawatan khusus untuk mengawasi kegiatan orang zindiq dan melakukan mihnah untuk memberantas bid’ah[20]. Akan tetapi, semua kegiatan itu tidak menghenghentikan kegiatan mereka. Konflik antara kaum beriman dengan dengan golongan zindiq berlanjut mulai dari bentuk yang sederhana seperti polemik tentang ajaran, sampai kepada konflik bersenjata yang menumpahkan darah seperti gerakan yang dilakukan oleh Al- afsyin dan Qaramithah.
Pada saat gerakan ini mulai tersudut, pendukungnya banyak bersembunyi dibalik ajaran syiah sehingga banyak yang bersifat ghulat ( ekstrim ) dan dianggap menyimpang dari ajaran syiah. Konflik yang di latar belakangi agama tidak terbatas pada konflk antara muslim dan zindik, atau ahli sunnah dengan syiah.
d. Ancaman dari luar
Kehancuran daulah bani Abbasyiah ini terjadi tidak hanya dari faktor intern tertapi juga dari faktor ekstren. pertama, perang salib yang berlangsung beberapa gelombang atau periode dan menelan banyak korban. kedua serangan tentara mongol ke wilayah kekuasaan islam . sebagaimana telah di sebutkan , orang – orang Kristen Eropa terpanggil untuk ikut berperang setelah paus Urbanus 11 (1088-1099M) mengeluarkan fatwanya . Perang itu juga membakar semangat perlawanan orang-orang kristen yang berada di wilayah kekuasaan islam.Namun , di antara komunitas- komunitas Kristen timur hanya Armenia dan manorit Lebanon yang tertarik dengan perang salib dan melibatkan diri dalam tentara salib itu.[21]
Pengaruh salib juga terlihat dalam penyerbuan tentara Mongol. Disebutkan bahwa hulagu khan , panglima tentara Mongol , sangat membenci islam karena ia banyak dipengaruhi oleh orang-orang Budha dan Kristen Nestorian . Gereja-gereja Kristen berasiosiasi dengan orang-orang Mongol yang anti islam itu dan diperkeras dikantong-kantong ahli al-kitab .Tentara Mongol, setelah menghancur leburkan pusat-pusat islam , ikut memperbaiki yerussalem.
KESIMPULAN
Peradaban islam mengalami kejayan pada masa daulah bani abbasiyah , pada waktu itu berbagai bidang mengalami kemajuan mulai dari bidang politik, ekonomi, pendidikan dan lain sebagainya. Kemajuan pada waktu itu tidak hanya semata oleh jasa para kholifah yang memimpin pemerintahan yang dengan bijakssana, tetapi karena dukungan dari masyarakat sendiri yang hidup pada masa pemerintahan tersebut.
Kemajuan pada waktu itu disebabkan pula adanya gerakan penerjemahan yang dilakukan dari masa – kemasa pada saat pemerintahan daulah bani abbasiyah. Penerjermahan yang dilakukan ini oleh sebagian kholifah diberi bayaran yang sangat besar sekali, buku- buku yang diterjemahkan biasanya berasal dari bahasa Persia, yunani dan bangsa eropa, buku- buku tersebut diterjemahkan kedalam bahasa arab dan pada masa ini pula pertama kalinya dibangunkan perpustakan yang diberi nama Al – hikmah yang digunakan untuk membaca, menulis, berdiskusi dan sebagai tempat riset pada waktu itu.
Kemajuan pada saat itu juga melahirkan beberapa ahli filsafat islam seperti ibnu sina, al-farabi, ar-razi dan yang lainnya, yang ahli dalam berbagai bidang misalnya kedokteran, astronomi, filsafat, astrologi dan matematika dan lain sebagainya yang membangun kemajuan islam pada masa itu.
Karena kehidupan didunia ini tidak ada yang abadi begitu juga dengan pemerintahan bani abbas ini , setelah mengalami kejayaan akhirnya dalam berbagai bidang. kini tiba saatnya juga untuk mengalami kemunduran yang dilakukan oleh para pemerintahannya sendiri yang tidak lagi memperhatikan keadaan rakyatnya tetapi lebih mementingkan kepentingan sendiri, penerintahah banyak melakukan korupsi dan memperkaya dirinya sendiri sehingga pengeluran negara bertambah sangat banyak. Sehingga mulailah perekonomian pada saat itu merosot, selain dari faktor intern juga ada beberapa faktor yang datangnya dari luar seperti telah dipaparkan diatas.
Dinasti Buwaihi
Asal – usul dinasti buwaihi
Dinasti Buwaihi dirintis oleh tiga bersaudara: Ali, hasan dan Ahmad yang berasal dari Dailam. Bapak mereka adalah Abu sujai al buwaihi. Tiga saudara ini dalam sejarah di kenal sebagai tentara bayaran. Ketika terjadi perang antara makan Ibn kaki al-dailami dengan Mardawij, tiga bersaudara ini membelot dari makan dan berpihak kepada mardawij dengan alasan, Makan Ibn kaki al dailami tidak lagi mampu membayar mereka Mardawij menyambut baik keberpihakan mereka. Oleh karena itu, di samping di percaya memimpin pasukan, mereka diberi kewenangan untuk memimpin wilayah. Ali ibn buwaihi di percaya memimpin kirman dan Hasan Ibn buwaihi di percaya memimpin Asbahan, Ray dan Hamadjan.[22]
Sistem pemerintahan
Ketika Bagdad ( kholifah Al mustakfi dari dinasti bani Abas ) dilanda konflik internal, Ahmad ibn buwaihi di panggil ke istana oleh khalifah al mustakfi dan ia di angkat menjadi komando militer ( amir al-umara ) dan berkuasa sekitar tujuh tahun 334–356 H / 945–967 M dan diberi gelar Mu’iz al-Dawlat, mereka lebih berpengaruh bahkan kholifah berada dibawah kendali mereka.[23]
a. Pembentukan kholifah Boneka
Ketika berkuasa di bagdad kholfah bani Abbas dijadikan penguasa simbolik ( dejure ) dan pengendalian pemerintah secara defacto berada ditangan para amir tiga bersaudara ini memiliki daerah kekuasaan masing – masing. Ahmad Ibn buwaihi berkuasa di Bagdad, Ali Ibn buwaihi ( ‘imad al dawlat’ ) berkuasa di farsi dan Hasan Ibn buwaihi ( Rukn al dawlat ) berkuasa dijibal, Rayy, dan isfahan.[24]
Bani buwaihi melucuti kekuasan politik dan sumber – sumber material para kholifah. Mereka menjadikan kholifah sebgai pemimpin agama dan sekaligus menjadi alat yang dapat mereka gunakan untuk mencapai ambisi mereka. Keunikan bani buwaihi adalah para amir buwaihi menganut syi’ah, tetapi mereka tidak menghapuskan kholifah ( sunni ). Hal ini kemudian melahirkan analisis historis yang beragam. Menurut satu fersi, mereka tidak menghapuskan kholifah karena khawatir akan mendapat penentangan dan berlawanan dari para amir yang masih mengakui kholifah bani Abbas.[25]
Sekalipun tidak menghapuskan kholifah, buwaihi berupanya mengakampanyekan syi’ah. Di Bagdad dengan beberapa gerakan :
1. Buwaihi mengintruksikan kepada pengelola masjid – masjid agar menuliskan kalimat berikut : “Alloh melaknat mu’awiyah Ibn abi supyan, yang merampas hak fatimah r.a.’ yang melarang hasan Ibn Ali dikuburkan berdampingan dengan makam kakeknya SAW. [26]
2. Buwaihi menetapkan hari – hari bersejarah bagi syi’ah dijadikan perayaan resmi negara, seperti perayaan 10 Muharam untuk memperingati kasus karbala dan peringatan 12 Djulhijah yawm al-ghadir yang dalam keyakinan syi’ah, nabi SAW mewasiatkan kepada Ali ibn abi thalib sebagai penguasa duniawi dan agama peninggalan beliau.[27]
Perlakuan kasar terhadap kholifah antar lain dilakukan oleh Ahmad ibn buwaihi ( mu’iz al-dawlat ), Ahmad ibn buwaihi mendapat informasi bahwa kholifah al-mustakfi akan memecatatnya dari jabatan amir al-umara’. Pada saat kholifah sedang mengadakan pertemuan Ahmad ibn buwaihi bersama dengan dua pegawai dari dailam, datang pada kholifah, lalu ahmad ibn buwaihi sujud dan mencium dua tangannya. Kemudian dua pegawai Dailam juga menghadap kholifah menurut dugaan kholifah al-mustakfi, dua pegawai itu akan mencium tangannya juga, lalu menarik tangannya. Ikat kepalanya diputar, lehernya di cekik dan kholifah diseret kehadapan Ahmad ibn buwaihi. Kemudian kholifah dipenjarakan dan matanya dicongkel hingga buta dan ia meninggal di dalam penjara. Kemudian Ahmad ibn buwaihi mengngkat abu al-qosim al-fadhl ibn al-muqtadir sebagai kholifah dengan gelar al-muthi’. [28]
Ahmad ibn buwaihi meninggal karena sakit ( 356 H ) dan diganti oleh anaknya, Bakhatiar ( 356-367 H / 967-978 M ) dengan gelar Izz al-dawlat. Bakhtiar berselisih dengan kholifah al-muth’I karena kholifah tidak mengijinkan pengunaan dana negara untuk melawan pasukan romawi. Akan tetapi, ia terus memaksa kholifah sehingga kholifah terdesak dan terpaksa menjual Qumashnya seharga 4 ribu dirham dan direbut oleh Bakhtiar untuk biaya perang. Kholifah al-mu'thi meninggal dan digantikan oleh al-tha'I. Pengganti baktiar adalah Adud al-dawlah ( 367-372 H ), pada masanya kholifah al-tha'i diperlakukan secara lebih baik dan Adud al-dawlah menikah dengan putri kholifah dan sebaliknya putrid Adud al-dawlah pun dikawin oleh kholifah.[29]
Kemajuan Buwaihi
Pada zaman Adud al-dawlah, bani buwaihi meraih kemajuan.
a. Pembangunan rumah sakit 'Bimaristan al-Adhudi" yang memiliki 24 tenaga medis dan rumah sakit yang dijadikan pusat studi kedokteran. Rumah sakit ini didiraikan pada tahun 987 M. [30]
b. Pembangunan sekolah – sekolah dan observatorium di Bagdad, syiraj, Rayy dan istifham, serta gerakan penerjemahan yang dipelopori oleh Adud al- dawlah.
c. Gerakan penerjemahan inji dilakaukan dengan dua criteria dalam pemilihan materi yaitu : kemampuan menejerial dan kemampuan retorika. Oleh karena itu wajar apabila para menteri Buwaihi pandai dalam sastra.[31]
d. Muncul penyair ternama yaitu Abu Ali al-farisi yang menulis “kitab al-idhah” ( book of explanation ) yang didedikasikan pada Adud al- dawlah
e. Lahir sejumlah pakar yang hingga saat ini masih dijadikan rujukan. Seperti
· Ibnu sina, filosof yang pernah menjadi hakim pada dinasti buwaihi
· Ibn masykawaih pakar sejarah yang kemudian menjadi seorang filosofis dengan karyanya Hayy Ibn Yaqzhan.
· Istakhri ahli ilmu bumi
· Nasawi pakar matematika dan beliau yang memperkenalkan angka India sehingga berkembang pesat.
· Kelompok Ikhwan al-shafa.[32]
· Al-Khawarijmi ahli bidang al jabar
· Ibn Haitsam ( Alhazen, w.1039 ), pemilik teori cahaya yang lebih sempurna dibandingkan dengan teori cahaya Euclid dan Ptolomius.[33]
Buwaihi dikenal sebagai dinasti yang berhasil menghidupkan kembali ajaran mu’tazilah. Pada waktu itu banyak berkembang gagasan mu’tazilah yang dikemukakan oleh para tokoh mu’tazilah pada masa dinasti buwaihi yaitu : Al-Qadhi Abu al-Jabbar, Abu khudzail al-Allaf, Alnazham, Bisr Ibn Mu’tamir.[34]
Kemunduran dinasti buwaihi
Sepeninggal Muiz al-Dawlah dilanda berbagai konflik internal, perebutan kekuasaan, buwaihi tidak dapat mengatasi persaingan ditubuh militer yang berasal dari dua suku : Dailam dan Turki saljuk. Salah satu peristiwa yang penting adalah jabatan malik Abd al-rahim sebagai amir al-umara berusaha direbut oleh panglimanya sendiri , Arselan al- Basasiri yang kemudian memperlakukan Malik Abd al-rahim dan al-Qaim dengan semena-mena.[35]
Disisi lain, Bizantium mulai mengadakan serangan kembali kedunia islam dan dinasti kecil diluar Bagdad memanfaatkan situasi ini denagn melepaskan diri dari kekuasan Bagdad dan menaklukan wilayah lain seperti fatimiah di kairawan menaklukan mesir dan sudan, dan memproklamirkan diri sebagai kholifah. Karena bertikai denagn Malik Abd al-rahim, Arselan basiri mengundang dinasti fatimiah untuk menguasai Bagdad. Hal itu membuat kholifah khawatir dan akhirnya meminta bantuan tugril Bek ( turki Seljuk ) yang berkuasa di jibal. Pada tanggal 18 Desember 1055 ( 447 H ), Tugril Bek memasuki Bagdad, Malik ibn al-rahim (amir al-umara) dipenjara, kekuasaan dinasti buwaihi berakhir dan selanjutnya dinasti bani Abbas bekerja sama dengan saljuk.[36]
Dinasti Saljuk
Asal – usul Dinasti Saljuk
Asal - usul dinasti Seljuk dinisbahkan kepada saljuk ibn Tuqaq. Tuqaq adalah ayah saljuk pemimpin suku oghus ( Ghuzz atau Oxus ) yang menguasai turkistan, tempat mereka tinggal. Saljuk ibn tuqaq pernah menjadi panglima inperium Ulghur yang ditempatkan diselatan lembah tahrim dengan kashgar sebagai ibu kota. Karena merasa tersaingi permaisuri ulghar merencanakan pembunuhan pada saljuk, akan tetapi rencana tersebut sudah diketahui oleh saljuk.
Dalam rangka menghindari pembunuhan saljuk dan pengikut setianya menyelamatkan diri kearah barat, yaitu daerah jundi ( jand ) yaitu daerah bagian Asia kecil yang dikuasai dinasti samaniyah yang dipimpin oleh Amir Abd al-Malik Ibn Nuh (954-961 M). Amir Abd al-malik Ibn nuh mengijinkan Seljuk tinggal di jundi dekat Bukhara.
Karena kebaikan pemimpin tersebut saljuk dan pengikutnya masuk islam dengan aliran yang dianut masyarakat setempat yaitu sunni.[37] Selain itu juga ia membalas nya dengan membantu mempertahankan dinasti samani dalam menghadapi serangan – serangan dinasti ulghur. Dalam perang tersebut Seljuk meninggal dunia dan meninggalkan tiga anaknya yaitu : Arselan, mikail dan musa.[38]
Sepeningal saljuk, pimpinan suku di pegang oleh mikail. Akan tetapi , ia pun gugur ketika perang melewan dinasti ghaznawi yang hendak merebut khurasan dari samaniyan. Setelah wafat, mikail di gantikan oleh anaknya, tugril bek. Ia berhasil menguasai merv (ibu kota khurasan ), jurjan, tribistan, dailam dan karman (1037 m). selain itu, tugril bek memproklamirkan berdirinya dinasti saljuk dan diakui oleh dinasti bani abbas sekitar tiga tahun kemudian (1040 m). Setelah itu, tugril bek menguasai iran atau Persia, Anatolia, dan Armenia [39]
Di bagdad terjadi penindasan yang di lakukan oleh dinasti buwaihi terhadap kholifah bani abbas. Karena bertikai dengan malik abd al-rahim, Arselan al-basasiri ( panglima militer ) mengundang dinasti fatimiyah untuk menguasai Bagdad. Pada tanggal 18 Desember 1055 (447 H) Tugril memasuki Bagdad, pertempuran terjadi antara tugril dan pasukan Arselan, dalam pertempuran itu arselan terbunuh, serta kholifah al-Qaim dikeluarkan dari penjara. Sedangkan malik Abdal-rahim ( amir al-umara ) dimasukan kedalam penjara. Dan sebagai kehormatan al-Qoim diberi gelar “ Raja timur dan barat”. Tugril bek meninggal dan digantikan oleh kemenakannya arselan karena tugril bek tidak mempunyai keturunan. [40]
Kemajuan Dinasti Saljuk
1. Memperluas mesjid al-haram dan mesjid al-nabawi
2. Pembangunan rumah sakit Dinaisafur
3. Pembangunan gedung peneropong bintang dan pembangunan sarana pendidikan, yang sangat terkenal yaitu nizham al-mulk beliau adalah pemrakarsa berdirinya perguruan nizhamiyah yang berpusat di Bagdad dan cabang – cabangnya, Di Balkh, Naisafur, Hirah, Isfahan, Bashrah, Merv dan Mosul.
4. Diperguruan tinggi lahir ulama besar diantaranya : Imam al-haramayn aljuwaini, Imam al ghozali, Imam fakhr ar-razi, zamakhasyari,Imam al-qusyairi.
5. Dalam bidang eksakta, muncul sejumlah ulama yaitu :
· Umar ibn khayam ahli astronomi dan ilmu pasti.
· Ali yahya al-haslan ahli ilmu kedokteran, beliau menulis kitab al- manhaz fi al-thib
· Abu hasan al- mukhtar ahli ilmu kedokteran. Beliau menulis kitab Da’wat al-thibi
· Muhammad Ali al-samar qandi ahli ilmu kedokteran. Beliau menulis kitab Aghziarat al-mardha
Kemunduran Dinasti Saljuk
Dinasti saljuk dilanda konflik internal dan akhirnya wilayah kekuasannya dibagi – bagi menjadi kesultanan – kesultanan yang dikendalikan oleh para atabek ( para budak yang menjadi pembesar negara ) malik syah meninggalkan sejumlah anak : Barkiyaruk, Muhammad, Sanjar dan Mahmud. Ketika Barkiyaruk menjadi sultan, sanjar seringkali berusaha merebut kekuasaan. Setelah Sanjar meninggal saljuk menjadi kesultanan – kesultanan kecil.[41]
Secara eksternal, Eropa yang merasa ditindas oleh Seljuk melakukan perlawanan. Karena serangan - serangan dari Bizantium dan Eropa, saljuk menjadi lemah. Kelemahan saljuk diperparah lagi dengan adanya gerakan dinasti khawarizm yang berusaha merebut daulat Abasiyah dari tangan saljuk. Dinasti saljuk di Bagdad berakhir dan dilanjutkan oleh Atabek.[42]
[1] Roberto marin - Guzman, popular dimensions of the ‘abbasid revolution, a case study of medieval Islamic social histori, ( cambride, Massachusetts : fulbright – laspau , 1990) , hal. 89 – 91 .
[2] lapidus A Histori of Islamic ,hal 87
[3] hugh kennedy, the early Abbased caliphate, a political Histori, ( London :croom helm,1981) hlm.
[4] Ibid hal.93.
[5] ibid hal 51; Harun Nasution ,islam ditinjau dari berbagai aspek,( Jakarta; ui – press 1985 ),j.h.67.
[6] Badri yatim,loc.cit.
[7] ibid hal. 115 - 133
[8] Ahmad amin, dhuha al- islam jilid I ( kairo: lajnah Al- Ta’lif wa Al- nasyr, tanpa tahun ) hal.207.
[9] ibid hal. 177 – 178.
[10] Ibid. hal.288 – 290.
[11] harun nasution ,op.cip. jilid I hal. 71
[12] A.Razaq Naufal, Umat Islam dan Sains Moder, (Bandung:Husaini,1987),hlm. 47.
[13] Ibid.hlm.88.
[15] Kitab ini telah dikomentari oleh sejumlah ulama.lihat mudin al – Muhy al-din Muhammad ibnu baha al- din al- qawl al- fashi syarh al- fiqh al- akbar li al-imamal-Azam abi hanifah ( turki : Maqtabah Al- haqiqah 1998 )
[16] lihat malahusen ibn iskandar Al hanafi “kitab al- jawaharat al- munifat fi syarh washiyyatal- imam Al azhamAbi hanifat dalam Alrisa’il al- sab’at fi Al- aqo’id (haderabat : jam’iyah Dai’rah al- ma’arif 1948 ), h.74 –102 .
[17] Hasan ibrahim hasan ,op.cip.hlm.129
[18] Ahmad Amin, dhuha al – islam, jilid I ( kairo lajnah Al- Ta’lif wa Al – Tarjamah wa Al- Nasyr, tanpa tahun) hal.21
[19] Philip k..Hitti. loc.cit.
[20] Philip k. Hitti.op.cit. hal.470
[21] nurkholis mazid khajanah intelektual islam ( Jakarta : Bulan Bintang,1984), hal.35
[22] D.s. Margoliout, Op.cit, h. 241
[23] Ibid.
[24] Ibid
[25] Hasan ibrahim hasan, sejarah, Op. cit.h. 205.
[26] M. Syalabi, sejarah dan kebudayaan islam III, ( Jakarta: pustaka Alhusna, 1993 ), h.332.
[27] Ahmad amin, zhur al –islam ( kairo: makhtabah al-nahdhah al-mishariyah,1999), jilid I, h.53
[28] Muhammad jamal al-Din surur, Op.cit,h.53
[29] Ibid. H. 58
[30] Ahmad, amin. Op.cit. h. 57
[31] Ibid.h.255
[32] Philip k, Hitti, Op.cit. h. 472
[33] Ibn atsir,al-kamil fi al-tarikh ( Beirut: Dar al-fikr, t.th.) j.VIII,h.479
[34] siti maryam.dkk.,Op.cit.h.135
[35] badri yatim.Op.cit, h. 72
[36] W.Montomery watt, kejayaan Op.cit.h.233.
[37] C.E.Bosworth, Barbarian Incursion : “the coming of turk into the Islamic world” dalam D.S. richad , Islamic civillsation,950-1150,oxford: Bruno casier 1973.h.10-11
[38] s. margoliuth,Op.cit.h. 124-243
[39] siti maryam dkk.Op.cit.h. 136
[40] s. margoliout, Op.cit.h. 242-243
[41] D.S.Margoliouth,Op.cit.h. 245-246
[42] Ibid.