Sabtu, 09 Mei 2009

MakLah pengembangan multimedia dLm dunia pendidikN

  

  

  OLEH
ELIS KURAESIN
206200160
PAI/ C/ V1


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN 
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI 
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2009/ 1430


BAB I
PENDAHULUAN
Secara tidak langsung dalam kehidupan sehari-hari multimedia menjadi kebutuhan yang penting. TV, radio dsb merupakan bagian-bagian dari multimedia. Multimedia mempunyai peran yang tidak bisa dipandang sebelah mata dalam hal bisnis, marketing, pendidikan dan bidang lainnya. 
Lahirnya teknologi multimedia adalah hasil dari perpaduan kemajuan teknologi elektronik, teknik komputer dan perangkat lunak. Kemampuan penyimpanan dan pengolahan gambar digital dalam belasan juta warna dengan resolusi tinggi serta reproduksi suara maupun video dalam bentuk digital. Multimedia telah mengalami perkembangan konsep sejalan dengan berkembangnya teknologi pembelajaran. Ketika teknologi komputer belum dikenal, konsep multimedia sudah dikenal yakni dengan mengintegrasikan berbagai unsur media, seperti: cetak, kaset audio, video dan slide suara. Unsur-unsur tersebut dikemas dan dikombinasikan untuk menyampaikan suatu topik materi pelajaran tertentu. 
Pada konsep ini, setiap unsur multimedia dianggap mempunyai kekuatan dan kelemahan. Kekuatan salah satu unsur media dimanfaatkan untuk mengatasi kelemahan media lainnya. Misalnya, penjelasan yang tidak cukup disampaikan dengan teks tertulis seperti cara mengucapkan sesuatu, maka dibantu oleh media audio. Demikian juga materi yang perlu visualisasi dan gerak, maka dibantu dengan video. Diproses dan disajikan guna membentuk interaktif yang sangat inovatif antara komputer dengan user. Bila dibandingkan dengan informasi dalam bentuk teks (huruf dan angka) yang umumnya terdapat pada komputer saat ini, tentu informasi dalam bentuk multimedia yang dapat diterima dengan kedua indra penglihatan manusia dalam bentuk yang sesuai dengan aslinya atau dalam dunia yang sesungguhnya (reality).
 Dari permasalahan diatas dapat dirumuskan sebagain berikut:
1. Bagaimana Sejarah perkembangan multimedia?
2. Apa Pengertian Multimedia?
3. Apa unsur-unsur multimedia?
4. Bagaimana memanfaatkan multimedia dalam pendidikan?



BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah perkembangan multimedia
Pada awal tahun 1993, Satelindo adalah perusahaan swasta yang pertama terjun pada bisnis layanan satelit dengan meluncurkan Satelit Palapa C1. Satelit Palapa C1 dan lalu C2 bakal berumur hingga 14 tahun. Satelit-satelit ini telah digunakan secara luas oleh beberapa negara di ASEAN. Indonesia antara lain menggunakannya untuk layanan komunikasi yang dikelola oleh Telkom dan Indosat, juga untuk layanan siaran televisi 5 TV swasta dan TVRI. Bahkan digunakan untuk 5 channel siaran langsung TV Satelit Indovision (Direct Broadcasting Satelite) yang kini sudah berkualitas digital (19 channel). Bahkan tengah November lalu, PT. Media Citra Indostar telah meluncurkan satelit Cakrawarta-1 untuk menggantikan kerja Satelit Palapa C2 dalam mengudarakan siaran Indovision. Dengan satelit ini Indovision kelak akan menyelenggarakan layanan yang bisa disebut layanan interaktif, karena akan tersedia antara lain layanan teleconference, Video on Demand (VoD), home shopping, home banking dan komunikasi data (internet). Ada dua perusahaan multimedia baru lainnya yang segera akan beroperasi dengan jaringan kabel serat optik, yaitu PT Indonusa Telemedia dan Multimedia Nusantara. Perusahaan-perusahaan multimedia lainnya adalah: PT Multi Media Asia Indonesia, PT Yasawirya Tama Cipta. Sehingga Indonesia boleh disebut sekarang telah memasuki era industri multimedia. Meski layanan multimedia sudah dioperasikan di Indonesia, namun terminologi mengenai multimedia sendiri belum lagi akrab dengan masyarakat Indonesia. Multimedia lebih akrab dipahami sebagai satu pencapaian teknologi pada personal computer (PC). Jika sebuah PC disebut multimedia, maka PC tersebut memiliki kemampuan menampilkan gambar bergerak dan suara, misalnya dari Video Compact Disc, Audio Compact Disc, serta dapat berkomunikasi antar komputer atau jaringan komputer melalui modem.
Padahal multimedia memiliki arti yang lebih luas. Multimedia merupakan keterpaduan teknologi informasi (misalnya komputer) dengan teknologi komunikasi (misalnya jaringan kabel coaxial atau satelit). Kalau dipisahkan berdasarkan etimologi kata multimedia terdiri dari multi dan media. Multi berarti beragam, sedangkan Media berarti sarana penyampaian informasi. Sedangkan menurut Wahyu Wijayadi dalam sebuah makalah sebuah seminar yang diselenggarakan Indosat yang berjudul ''Perkembangan Teknologi Multimedia dan Implementasinya'', multimedia terdiri dari (1) unsur suara, (2) unsur gambar atau video, (3) unsur teks/data, (4). terpadu dalam satu media penyampaian, (5). Interaktif/bukan informasi satu arah. Sedangkan jenis jasa multimedia terdiri dari dua, yaitu berdiri sendiri (stand alone/off line), dan terhubung dengan jaringan telekomunikasi (network-online). Banyak perkembangan-perkembangan baru setelah diluncurkannya Satelit Palapa C1 & C2 beberapa tahun yang lalu. Seperti misalnya ditaburkannya satelit komunikasi di atas langit Indonesia oleh perusahaan-perusahaan asing di mana banyak pengusaha Indonesia terlibat dalam kepemilikan saham di dalamnya, di antaranya adalah PT. Bakri Communication Corporation pada Irridium Project, sebuah proyek telepon satelit dunia untuk memecahkan masalah blank spot pada telepon selular biasa, AMPS atau GSM. Indosat pun masuk menjadi salah satu pemodal pada konsorsium ICO Global Communication (ICO-GC), sebuah telepon satelit setelah Irridium. 
Sementara di belahan lain dari bumi ini, Microsoft dengan beberapa perusahaan juga telah merambah pada industri satelit layanan komunikasi yang lain, seperti internet, video conference atau video on demand. Proyeknya yang terkenal sekarang ini adalah CyberStar atau "Internet di Angkasa" yang mungkin akan menyediakan layanannya di Indonesia. Selain bisnis ternyata politik pun ikut mengembangkan multimedia di Indonesia. Sejak Pemilu beberapa bulan lalu PT. Telkom berharap tidak ada satu kecamatan pun di Indonesia yang tidak bisa dihubungi lewat sambungan telepon dengan teknologi satelit VSAT (very small aperture terminal). Sayangnya fasilitas yang sudah dimiliki ini tidak berfungsi pada saat kebakaran hutan dan bencana kelaparan di Indonesia. 
Aspek-aspek Pendorong Perkembangan Multimedia Dari hari kehari perkembangan multimedia semakin maju, hal ini disebabkan semakin beraneka ragamnya kebutuhan akan multimedia. Semakin banyaknya software yang bermuculan untuk membuat aplikasi berbasis multimedia ini. Dan juga beraneka ragam kebutuhan akan informasi. Aspek yang merupakan pendorong perkembangan multimedia diantaranya adalah hoby, telekomunikasi, consummer electronic, TV, movie, broadcasting industry, publishing house dll. Sistem Multimedia sendiri mempunyai karakteristik “ Must be Computer Controlled, Integrated (Text, Animation, Audio, Video), Represented Digitally dan Interface to user may permit interactivity “.


B. Pengertian Multimedia
Wiliam Ditto (2006) menyatakan definisi multimedia dalam ilmu pengetahuan mencakup beberapa aspek yang saling bersinergi, antara teks, grafik, gambar statis, animasi, film dan suara. Sejumlah penelitian membuktikan bahwa penggunaan multimedia dalam pembelajaran menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran. Penelitian tersebut antara lain yang dilakukan oleh Francis M. Dwyer. Hasil penelitian ini antara lain menyebutkan bahwa setelah lebih dari tiga hari pada umumnya manusia dapat mengingat pesan yang disampaikan melalui tulisan sebesar 10 %, pesan audio 10 %, visual 30 % dan apabila ditambah dengan melakukan, maka akan mencapai 80 %. Berdasarkan hasil penelitian ini maka multimedia interaktif (user melakukan) dapat dikatakan sebagai media yang mempunyai potensi yang sangat besar dalam membantu proses pembelajaran.
Dalam perkembangannya multimedia dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu multimedia linier dan multimedia interaktif. Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun di dalamnya. Sifatnya sekuensial atau berurutan dan durasi tayangannya dapat diukur. Film dan televisi termasuk dalam kelompok ini.
 Sedangkan multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Ciri khasnya, multimedia ini dilengkapi dengan beberapa navigasi yang disebut juga dengan graphical user interface (GUI), baik berupa icon maupun button, pop-up menu, scroll bar, dan lainnya yang dapat dioperasikan oleh user untuk sarana browsing ke berbagai jendela informasi dengan bantuan sarana hyperlink. Penerapan multimedia interaktif ini didapat pada multimedia pembelajaran serta aplikasi game. Multimedia interaktif tidak memiliki durasi karena lama penayangannya tergantung seberapa lama pengguna mem-browsing media ini.

C. Unsur-unsur multimedia
1. Teks, dapat disajikan dengan berbagai bentuk model dan ukuran huruf atau font, teks adalah kombinasi huruf yang membentuk satu ayat atau perkataan yang menerangkan atau membincangkan suatu topik dan topik ini dikenal sebagai informasi berteks.
2. Animasi, menurut Simon 1995: 134, animasi adalah paparan urutan lakaran yang setiap satunya terdapat sedikit perbedaan untuk menghasilkan satu pergerakan secara berterusan. Animasi akan sangat menarik perhatian untuk menghilangkan kejenuhan yang monoton.
3. Citra/Gambar, menurut Agnew dan Kellerman (1996) grafik adalah sebagai garisan, bulatan, kotak, bayangan, warna dan sebagainya yang dibina dengan menggunakan program melukis. Dengan adanya grafik penyampaian sebuah informasi akan lebih menarik dan efektif, grafik merupakan rumusan maklumat dalam bentuk visual. Ingat bahwa gambar akan mewakili sejuta kata-kata.
4. Suara/Audio, didefinisikan sebagai sembarang bunyi dalam bentuk digital seperti suara, musik, narasi dan sebagainya yang boleh didengar. Audio sendiri juga meningkatkan daya tumpuan dan daya tarikan, dengan tambahan suara yang terproses dan tambahan sound efek generator maka suara yang dihasilkan akan ditampilkan dengan begitu mempesona dan memukau pendengarnya.
5. Video, Agnew dan Kellerman (1996) mendefinisikan video sebagai media digital yang menunjukkan susunan atau urutan gambar-gambar pegun dan memberikan ilusi, gambaran serta fantasi kepada gambar yang bergerak. Video menyediakan satu kaedah penyaluran informasi yang amat menarik dan live. Video merupakan sumber atau media yang paling dinamik serta efektif dalam menyampaikan suatu informasi.

D. Memanfaatkan multimedia dalam pendidikan
Manfaat media pendidikan dalam proses belajar menurut Hamalik (1986) antara lain sebagai peletakkan dasar-dasar yang kongkrit dalam berfikir untuk mengurangi ‘verbalisme’, memperbesar minat siswa, membuat pelajaran lebih menyenangkan sehingga berdampak kepada hasil pembelajaran yang lebih memuaskan.
Multimedia dalam pembelajaran dapat digolongkan kedalam tiga karakteristik. Pertama, multimedia digunakan sebagai salah satu unsur pembelajaran di kelas. Misal jika guru menjelaskan suatu materi melalui pengajaran di kelas atau berdasarkan suatu buku acuan, maka multimedia digunakan sebagai media pelengkap untuk menjelaskan materi yang diajarkan di depan kelas. Multimedia dengan jenis ini dinamakan juga dengan ‘presentasi pembelajaran’. Materi yang ditayangkan tidak terlalu kompleks dan hanya menampilkan beberapa item yang dianggap penting, baik berupa teks, gambar, video maupun animasi. Latihan dan tes kurang cocok diletakkan pada presentasi pembelajaran ini, kecuali bersifat quiz guna membangun suasana kelas agar lebih dinamis.
Kedua, multimedia digunakan sebagai materi pembelajaran mandiri. Pada tipe kedua ini multimedia mungkin saja dapat mendukung pembelajaran di kelas mungkin juga tidak. Berbeda dengan tipe pertama, pada tipe kedua seluruh kebutuhan instruksional dari pengguna dipenuhi seluruhnya di dalam paket multimedia. Artinya seluruh fasilitas bagi pembelajaran, termasuk latihan, feedback dan tes yang mendukung tujuan pembelajaran disediakan di dalam paket.
Ketiga, multimedia digunakan sebagai media satu-satunya di dalam pembelajaran. Dengan demikian seluruh fasilitas pembelajaran yang mendukung tujuan pembelajaran juga telah disediakan di dalam paket ini. Paket semacam ini sering disebut CBL (Computer Based Learning).
Bates (1995) menekankan bahwa diantara media-media lain, interaktivitas multimedia atau media lain yang berbasis komputer adalah yang paling nyata (overt). Interaktivitas nyata di sini adalah interaktivitas yang melibatkan fisik dan mental dari pengguna saat mencoba program multimedia. Sebagai perbandingan media buku atau televisi sebenarnya juga menyediakan interaktivitas, hanya saja interaktivitas ini bersifat samar (covert) karena hanya melibatkan mental pengguna.
Interaktivitas secara fisik dalam multimedia pembelajaran bervariasi dari yang paling sederhana hingga yang kompleks. Interaktivitas sederhana misalnya menekan keyboard atau melakukan klik dengan mouse untuk berpindah halaman (display) atau memasukkan jawaban dari suatu latihan yang diberikan oleh komputer. Interaktivitas yang komplek misalnya aktivitas di dalam suatu simulasi sederhana di mana pengguna bisa mengubah-ubah suatu variabel tertentu atau di dalam simulasi komplek di mana pengguna menggerakkan suatu joystick untuk menirukan gerakan mengemudikan pesawat terbang.
Keunggulan multimedia di dalam interaktivitas adalah media ini secara inheren mampu memaksa pengguna untuk berinteraksi dengan materi baik secara fisik dan mental. Tentu saja kemampuan memaksa ini tergantung pada seberapa efektif instruksi pembelajaran mampu menarik pengguna untuk mencoba secara aktif pembelajaran yang disajikan. Sebagai contoh adalah program multimedia pembelajaran yang berisi materi mengenai oscilloscope[1] yang ditunjukkan pada gambar.6 di bawah ini. Dengan menggunakan multimedia pembelajaran pengguna akan diajak secara langsung mencoba dan menggunakan simulasi oscilloscope yang tersedia. Berbeda halnya jika materi yang sama disajikan dengan buku atau video. Dalam hal ini pengguna hanya pasif (secara fisik) melihat bagaimana cara menggunakan oscilloscope ditampilkan. Aktivitas mental ( pengguna menyerap cara menggunakan dan mengatur oscilloscope) mungkin terjadi akan tetapi aktivitas fisik (dalam hal ini mencoba sendiri cara mengatur oscilloscope) tidak terjadi. Dengan kata hal lain - dalam hal suatu simulasi – dengan menggunakan multimedia pembelajaran pengguna akan mencoba secara langsung bagaimana sesuatu terjadi.
Selanjutnya Fenrich (1997) menyimpulkan keunggulan multimedia pembelajaran antara lain:
• siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan , kesiapan dan keinginan mereka. Artinya pengguna sendirilah yang mengontrol proses pembelajaran.
• siswa belajar dari tutor yang sabar (komputer) yang menyesuaikan diri dengan kemampuan dari siswa.
• siswa akan terdorong untuk mengejar pengetahuan dan memperoleh umpan balik yang seketika.
• siswa menghadapi suatu evaluasi yang obyektif melalui keikutsertaannya dalam latihan/tes yang disediakan.
• siswa menikmati privasi di mana mereka tak perlu malu saat melakukan kesalahan.
• Belajar saat kebutuhan muncul (“just-in-time” learning).
• Belajar kapan saja mereka mau tanpa terikat suatu waktu yang telah ditentukan
Dalam penyajiannya, multimedia pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi beberapa format, antara lain;
a. Tutorial
Materinya dilakukan secara tutorial, sebagaimana layaknya tutorial yang dilakukan oleh guru atau instruktur. Informasi dilakukan dengan teks, gambar, baik diam maupun bergerak. Selesai penyajian tayangan, diberikan serangkaian pertanyaan untuk dievaluasi tingkat keberhasilan.
b. Drill dan Practice
Dimaksud untuk melatih pengguna sehingga memiliki kemahiran dalam suatu keterampilan atau memperkuat penguasaan suatu konsep. 
c. Simulasi 
Mencoba menyamai proses dinamis yang terjadi di dunia nyata, misalnya untuk mensimulasikan pesawat terbang, seolah-olah pengguna melakukan aktivitas menerbangkan pesawat terbang.
Format ini mencoba memberikan pengalaman masalah dunia nyata yang biasanya berhubungan dengan suatu resiko, seperti terjatuhnya pesawat terbang tersebut. 
d. Percobaan atau Eksperimen
Format ini mirip dengan simulasi, namun lebih ditujukan pada kegiatan-kegiatan eksperimen, seperti kegiatan praktikum di laboratorium IPA, biologi atau kimia.
Diharapkan pada akhirnya pengguna dapat menjelaskan suatu konsep atau fenomena tertentu berdasarkan eksperimen yang mereka lakukan secara maya tersebut. 
e. Permainan:
Permainan yang disajikan tetap mengacu pada proses pembelajaran dan dengan program multimedia berformat ini diharapkan terjadi aktivitas belajar sambil bermain.
 



















BAB III
KESIMPULAN
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. William Ditto (2006) menyatakan definisi multimedia dalam ilmu pengetahuan mencakup beberapa aspek yang saling bersinergi, antara teks, grafik, gambar statis, animasi, film dan suara. 
2. Unsur-Unsur Multimedia: Teks, Animasi, Citra/Gambar, Suara/Audio, Video, Agnew 
3. Menurut Simon (1995: 134) aspek yang merupakan pendorong perkembangan multimedia diantaranya: Hoby, Telekomunikasi, consummer electronic, TV, dan movie, Broadcasting industry, publishing house dll.
4. Perkembangan Multimedia akan mengikuti perkembangan teknologinya, sebab:
a). perkembangan multimedia merupakan perkembangan dalam dua konsep tang saling bertukar ganti antara sistems multi-modal dan multi-media. b) perkembangan sistem menjadi semakin canggih oleh multiple communication channels yang boleh berfungsi serentak, maka wujudlah apa yang dinamakan sebagai multi-media sistem. c) Perkembangan komunikasi yang menggunakan berbagai media untuk komunikasi dan menyampaikan maklumat samada maklumat pelengkap, tambahan atau ulangan melalui saluran input atau output. 
5. Pada perkembangannya multimedia dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu:
  a. Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun di dalamnya. Sifatnya sekuensial atau berurutan dan durasi tayangannya dapat diukur. Film dan televisi termasuk dalam kelompok ini.
  b. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. disebut juga dengan graphical user interface.
6. Dalam penyajiannya, multimedia pembelajaran dikelompokkan menjadi beberapa format, antara lain; Tutorial, Drill dan Practice, Simulasi , Percobaan atau Eksperimen, Permainan:
7. Beberapa contoh penggunaan aplikasi multimedia dalam dunia pendidikan: Kamus Multimedia Elektronik, Eksperiman atau Ujikaji, Bahan Sejarah, Sumber Rujukan Elektronik, Pendidikan Permainan dan Hiburan

8. Keuntungan pengembangan multimedia dalam pembelajaran
a. Membantu dalam tugas mempersentasikan atau memvisualisasikan segala informasi yang tepat bagi yang membutuhkannya, bahkan untuk mengurangi ‘verbalisme’ dan memperbesar minat siswa, (Hamalik :1986) 
b. Memberikan keinovatifan dalam proses pembelajaran sebab multimedia terdiri dari unsur - unsur gambar, suara, animasi serta video disatukan didalam komputer untuk disimpan, diproses dan disajikan.
c. Menyampaikan informasi lebih efektif dan attraktif dibandingkan dengan informasi dalam bentuk teks (huruf dan angka) karena informasi dalam bentuk multimedia dapat diterima dengan kedua indra penglihatan manusia dalam bentuk yang sesuai dengan aslinya atau sesungguhnya (reality).

















DAFTAR PUSTAKA
Barton, R. Teaching Secondary Science with ICT. London: Open University Press, 2004.
Bates, A.W. Technology, Open Learning And Distance Education. London: Routledge, 1995.
Ditto, William. Multimedia, Encarta Premium DVD Ensiclopedia 2006.
Fenrich, P. Practical Guidelines For Creating Instructional Multimedia Applications. Forth Worth : The Dryden Press 1997.
http://dendi.conceptforum.net/teknik-presentasi-gp-07-08-f11/tugas-tekhnik-presentasi-perkembangan-dunia-desain-komunikasi-visual-di-indonesia-serta-tantangannya-di-masa-depan-kelompok-i-iv-sore-t54.htm
http://www.fbmk.upm.edu.my/norma/web/Definisi%20multimedia.htm
http://jojor.blogspot.com/2004/10/tulisan-mengenai-perkembangan.html
http://tekomjar.kotangawi.com/category/multimedia/
Panduan Pembuatan Multimedia Pembelajaran; Depdiknas, 2007
Pramono, Gatot. Pemanfaatan Multimedia Pembelajaran. Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008
Rembuk Nasional Pendidikan Pemantapan Pencapaian Target Renstra 2005-2009_files.


 
.




Sabtu, 02 Mei 2009

pendidikan aqidah dikeluarga

MAKALAH
PENDIDIKAN AQIDAH DALAM KELUARGA
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok Pada mata kuliah
Pendalaman PAI di Keluarga













KELOMPOK V PAI - C – VI
Elis Kuraesin 206200160
Eulis Nuryanti Sinthya 206200176
Gilang Gumilang 206200186
Gingin 206200189



FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2009


BAB I
PENDAHULUAN

Pendidikan keluarga merupakan pendidikan dasar bagi pembentukan jiwa anak. Orang tua berperan untuk membentuk arah keyakinan anak-anak. Karena setiap bayi dilahirkan atas kefitrahan tauhid serta aqidah keimanan terhadap Allah s.w.t. dilahirkan bersih dan suci sehingga sudah memiliki potensi untuk beragama, namun bentuk keyakinan agama yang akan dianut anak sepenuhnya tergantung dari bimbingan, pemeliharaan dan pengaruh kedua orang tua mereka.
Konsep dasar pendidikan keluarga islam dalam akhlak termasuk ketauhidannya masalah beribadah dan risalah maka konsep-konsep tauhid dalam keluarga karena sebagaimana risalah utama Nabi adalah “Tidaklah aku di utus melainkan untuk menyempurnakan akhlak”. Pendidikan awal seorang anak dimulai dari rumah, Peranan keluarga untuk mendidik anak-anak amat besar dan kesalahan dalam mendidik akan mendatangkan kesan yang tidak baik kepada kehidupan anak-anak. Apabila pendidikan dari rumahnya sudah baik, kemudiannya dibiarkan anak-anak itu bergaul dengan golongan yang baik-baik, orang mukmin yang terpelajar, kelak apabila ia dewasa, anak-anak ini akan menjadi insan yang berguna dan mempunyai keimanan yang kukuh, akhlak yang terpuji serta pendidikan yang baik, begitu pula sebaliknya.
Apabila kita membicarakan tentang pendidikan keagamaan, sudah pastilah kita akan membahas soal yang berkaitan dengan pendidikan keimanan anak. Sehingga dalam konteks ini, penyusun akan membahas tentang seberapa besar peranan keluarga dalam pendidikan aqidah sebagaimana firman Allah "Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri dan keluarga kalian dari siksa api neraka, yang bahan bakarnya terdiri dari manusia dan batu" (QS. At Tahrim: 6).
Jika disusunkan maka permasalahn yang berkaitan dengan peranan keluarga dalam pendidikan aqidah adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian pendidikan aqidah (keimanan) dikeluarga dalam islam?
2. Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Quran
3. Metode apa yang digunakan untuk mendidik aqidah dalam keluarga?



BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Pendidikan Aqidah dikeluarga
Kata pendidikan menurut etimologi berasal darikata dasar didik. Apabila diberi awalan me- menjadi mendidik maka akan membentuk kata kerja yang berarti memelihara dan memberi latihan (ajaran). Sedangkan istilah pendidikan dalam konteks Islam telah banyak dikenal dengan menggunakan term yang beragam, sepertiat-Tarbiyah, at-Ta’lim dan at-Ta’dib.
Menurut Hasan Langgulung, (1985:3) Pendidikan dalam arti luas yaitu merubah dan memindahkan nilai kebudayaan kepada setiap individu dalam masyarakat yang baik melalui pengajaran, latihan introveksi diri ( melibatkan orang untuk meniru atau mengikuti apa yang diperintahkan orang lain).
Dalam al-Qur’an Allah memberikan sedikit gambaran bahwa at-Tarbiyah mempunyai arti mengasuh, menanggung, memberi makan, mengembangkan, memelihara, membuat, membesarkan dan menjinakkan. Hanya saja dalam konteks al-Isra maknaat-Tarbiyah sedikit lebih luas mencakup aspek jasmani dan rohani,sedangkan dalam surat asy-Syura hanya menyangkut aspek jasmani saja.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian pendidikan keluarga adalah proses transformasi prilaku dan sikap di dalam kelompok atau unit sosial terkecil dalam masyarakat. Sebab keluarga merupakan lingkungan budaya yang pertama dan utama dalam menanamkan norma dan mengembangkan berbagai kebiasaan dan prilaku yang penting bagi kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.
Keluarga adalah sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat yang merupakan lingkungan budaya pertama dan utama dalam rangka menanamkan norma dan mengembangkan berbagai kebiasaan dan perilaku yang dianggap penting bagi kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.
Konsep dasar pendidikan islam yang pertama tauhid beserta pengertian tentang hakikat, sifat-sifat Allah terhadap individu dan kebiasaanya perlu ditanamkan agar anak-anak yang dididik dalam langkah keluarga itu menyadari bahwa Allah maha kuasa, dan karena kemahakuasaan Allah itu, hanya Allahlah yang patut disembah jangan menyekutukan Allah. Baik penyimpangan atas sunnahnya, dengan pendidikan tauhid akan tumbuh generasi yang sadar sifat ilahiah.
Dalam sebuah keluarga pelajaran pertama yang diperoleh seorang manusia adalah mencintai, menghormati, mengerti,, menaruh kesetiaan dan ketaatan, serta melaksanakan nilai-nilai normal. Karena ajaran yang harus diberikan itu sesuai dengan fitrahnya. Fitrah manusia adalah untuk mengikuti adanya kekuatan yang maha besar, yang mengukur alam semesta ini dan menguasai diri.
Dalil dalam Q.S Al-Luqman yaitu dilarang mempersekutukan Allah karena mempersekutukan berarti berbuat dzalim. Manusia tidak hanya menyembah dewa-dewa dan Mengajarkan Al Qur’an bukan sekedar membaca lafadh-lafadhnya dan menghapalkannya, namun melalaikan makna-makna yang terkandung di dalamnya. Seharusnya kita mengajarkan Al Qur'an dengan disertai keterangan yang mencukupi.
Salah satu sejarah yang bisa kita jadikan pelajaran bagi pendidikan anak Islam yang merupakan buah dari terasanya kecerdasan dan kepekaan terhadap kandungan makna Al Qur’an adalah kisah pendidikan Mush’ab bin Sa’ad bin Abi Waqqashsifat-sifat khayalan belaka.

B. Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Quran
Al Imam Al Hafidh As Suyuthi berkata: “Mengajarkan Al Qur’an pada anak-anak merupakan salah satu dari pokok-pokok Islam agar mereka tumbuh di atas fitrahnya dan agar cahaya hikmah lebih dahulu menancap pada hati-hati mereka sebelum hawa nafsu dan sebelum hati-hati mereka dihitami (dipenuhi) oleh kekotoran maksiat dan kesesatan” (Manhajut Tarbiyatun Nabawiyyah lith Tifl 104). (Abdurrahman Saleh, 1994: 39)
a. Hubungan fitrah manusia dengan proses pendidikan
Makna kata fitrah dalam Al-Quran banyak menunjukan pengertian sang pencipta. Dan menurut sebagian ulama tak ada pengertian yang hakiki tentang makna fitrah ini. Namun dalam salah satu ayat fitrah ini mengisikan maknanya pada agama (din). Q.S Arrum :30
         ••             ••   
“ Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
Keterangan :Fitrah Allah: Maksudnya ciptaan Allah. manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama Yaitu agama tauhid. kalau ada manusia tidak beragama tauhid, Maka hal itu tidaklah wajar. mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantaran pengaruh lingkungan.

b. Hubungan Fitrah dengan agama
Merupakan makna yang saling melengkapi, penekanan makna hakekat fitrah yaitu merupakan perjanjian kesaksian Allah dengan manusia agar berbuat baik dan adil. QS. Al-Isra :17.
              
.” dan berapa banyaknya kaum sesudah Nuh telah Kami binasakan. dan cukuplah Tuhanmu Maha mengetahui lagi Maha melihat dosa hamba-hamba-Nya.”
Yang terpenting dalam makna fitrah, fathara ini merupakan pokok utama ajaran seperti halnya tauhid sebagai fitrah ini merupakan sinonim dari tauhid. Setiap manusia memiliki kecenderungan untuk bertauhid. Konsep fitrah juga menuntut tujuan pendidikan pendalaman islam itu mengatakan mendekatkan demi tertujunya ikatan manusia dengan Allah.

C. Metode Pembinaan Rasa Beragama
a) Metode hiwar Qurani dan nabawi
Hiwar adalah (dialog) percakapan silih berganti antara pihak atau lebih mengenai suatu topic, dan dengan sengaja diarahkan kepada satu tujuan yang dikehendaki (oleh guru). Hiwar mempunyai dampak yang dalam bagi pembicara dan juga bagi pendengar pembicaraan itu. Disebabkan:
• Dialog itu berlangsung secara dinamis karena kedua pihak terlibat langsung pembicaraan : tidak membosankan, saling memperhatikan.
• Pendengar tertarik untuk mengikuti pembicaraan itu karena ia ingin tahu kesimpulannya.
• Metode ini dapat membangkitkan perasan dan menimbulkan kesan dalam jiwa, yang membantu mengarahkan seseorang menemukan sendiri kesimpulannya.
• Bila hiwar dilakukan dengan baik, memenuhi akhlak tuntutan islam, maka cara berdialog, sikap orang yang terlibat, itu akan mempengaruhi peserta sehingga meninggalkan pengaruh berupa pendidikan akhlak, sikap dalam berbicara, menghargai pendapat orang lain.
b) Metode kisah Qurani dan nabawi
Dalam pendidikan islam terutama pendidikan islam, terutama pendidikan agama islam kisah sebagai metode pendidikan amat penting. Karena :
• Kisah selalu memikat karena mengundang pembaca atau pendengar untuk mengikuti peristiwanya, merenungkan maknanya.
• Kisah nurani dan nabawi dapat menyentuh hati manusia karena kisah itu menampilkan tokoh dalam konteksnya yang menyeluruh.
• Kisah Qurani mendidik perasaan keimanan dengan cara
 Membangkitkan berbagai perasaan seperti khauf, ridho dan cinta
 Mengarahkan seluruh perasaan sehingga bertumpuk pada suatu puncak, yaitu kesimpulan kisah.
 Melibatkan pembaca atau pendengar kedalam kisah itu sehingga ia terlibat secara emosional.
c) Metode amstal (perumpamaan)
Adakalanya tuhan mengajari umat dengan membuat perumpamaan, misalnya dalam surat Al-Baqarah ayat 17 : “perumpamaan orang-orang kafir itu adalah seperti orang yang menyalakan api. Cara seperti ini juga digunakan guru dalam mengajar. Kebaikan metode ini yaitu:
• Mempermudah siswa memahami konsep yang abstrak ; ini terjadi karena perumpamaan itu mengambil benda kongkrit seperti kelemahan tuhan orang kafir diumpamakan dengan sarang laba-laba.
• Perumpamaan dapat merangsang kesan terhadap makna yang tersirat dalam perumpamaan tersebut.
• Merupakan pendidikan agar bila menggunakan perumpamaan haruslah logis mudah dipahami.
• Amstal Qurani dan Nabawi memberikan motivasi kepada pendengarnya untuk berbuat amal baik dan menjauhi kejahatan.
d) Metode teladan
Pedoman itu memang diperlukan karena pendidik tidak dapat bertindak secara alamiah saja agar tindakan pendidikan dapat dialukan lebih efektif dan efisien. Disinilah teladan merupakan salah satu pedoman bertindak.
Murid-murid cenderung meneladani pendidiknya: ini diakui oleh semua ahli pendidikan, baik dari Barat maupun dari Timur. Dasarnya ialah secara psikologis anak memang senang meniru, tidak saja yang baik, yang jelekpun ditiru.
Sifat anak didik itu diaku dalam islam. Umat meneladani Nabi: nabi meneladani Al-Quran. Aisyah pernah berkata bahwa akhlak Rasul Allah itu adalah Al-Quran.
Dari contoh diatas dapat diambil konsep sebagai berikut.
a. Metode pendidikan islam berpusat pada keteladannya. Yang member keteladanan itu guru, kepala sekolah dan aparat sekolah.
b. Keteladanan untuk guru-guru ialah Rasullullah. Guru tidak boleh mengambil tokoh-tokoh yang diteladani selain Rasul Allah.
e) Metode pembiasaan
Yaitu berintikan pengalaman, inti pembiasaan ialah pengulangan. Karena pembiasaan berintikan pengulangan, maka metode pembiasaan juga berguna untuk menguatkan hafalan. Rasullullah berulang-ulang berdoa dengan doa yang sama. Akibatnya dia hafal benar doa itu, dan sahabatnya yang mendengar doa yang berulang-ulang juga hafal doa itu.

f) Metode ibrah dan mau’izah
Ibrah yaitu suatu kondisi psikis yang menyampaikan manusia kepada intisari sesuatu yang disaksikan, yang dihadiri, dengan menggunakan nalar. Mau’izah ialah nasihat yang lembut yang diterima oleh hati dengan cara menjelaskan pahala atau ancamannya.
Menggunakan ibrah dalam Quran dan sunnah berbeda-beda sesuai dengan ibrah itu sendiri. Pengambilan ibrah dari kisah hanya akan dapat dicapai oleh orang yang berfikir dengan akal dan hatinya.
Nasihat yang menggetarkan hati hanya mungkin bila :
 Yang memberi nasihat merasa terlibat dalam isi nasihat itu. Jadi ia serius dalam memberi nasihat.
 Yang menasehati harus merasa prihatin terhadap nasib orang yang di nasihati.
 Yang menasihati harus ikhlas, artinya lepas dari kepentingan pribadi secara duniawi.
g) metode targhib dan tarhib
targhib ialah janji terhadap kesenangan, kenikmatan akhirat yang disertai bujukan. Targhib ialah ancaman karna dosa yang dilakukan. Tujuan keduanya yaitu agar aorang mematuhi aturan Allah.
a. Targhib dan tarhib lebih teguh karna akarnya berada dilangit, teori hukuman dan ganjaran hanya bersandar sesuatu yang duniawi.
b. Secara oprasional, targhib dan tarhib lebih mudah dilaksanakan adari pada metode hukuman dan ganjaran.
c. Dipihak lain targhib dan tarhib lebih lemah daripada hukuman dan ganjaran lebih nyata dan langsung waktu itu juga









DAFTAR PUSTAKA

Hasan Langgulung. 1985. Pendidikan dan Peradaban Islam. Jakarta: Pustaka Al-Husna
Ibnu Mustahfa. 1993. Keluarga Islam Menyongsong Abad 21. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Abdurrahman Saleh Abdullah. 1994. Pendidikan Berdasarkan Al-Quran. Jakarta: Rineka Cipta
Muhaimin, Pemikiran PendidikanIslam: Kajian Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalnya, Bandung:Trigenda Karya, 1993.
http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2009/01/16/pendidikan-dalam-keluarga/
http://www.andwimaretta.co.cc/














BAB III
SIMPULAN
Dari pemaparan diatas mengenai pedidikan tauhid dikeluarga dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pendidikan berarti memelihara dan memberi latihan (ajaran). Pendidikan dalam konteks Islam menggunakan term sepertiat-Tarbiyah, at-Ta’lim dan at-Ta’dib mempunyai arti mengasuh, menanggung, memberi makan, mengembangkan, memelihara, membuat, membesarkan dan menjinakkan. Hanya saja dalam konteks al-Isra maknaat-Tarbiyah sedikit lebih luas mencakup aspek jasmani dan rohani,sedangkan dalam surat asy-Syura hanya menyangkut aspek jasmani saja.
2. Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Quran
a. Hubungan fitrah manusia dengan proses pendidikan
b. Hubungan Fitrah dengan agama
3. Metode Pembinaan Rasa Beragama
a. Metode hiwar Qurani dan nabawi
b. Metode kisah Qurani dan nabawi
c. Metode amstal (perumpamaan)
d. Metode teladan
e. Metode pembiasaan
f. Metode ibrah dan mau’izah
g. Metode targhib dan tarhib